PUASA Ramadhan pertama kali diwajibkan kepada umat Islam pada tahun ke-2 Hijriyah (sekitar tahun 624 Masehi) di Madinah.
Perintah ini terdapat dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Latar Belakang Perintah Puasa Ramadhan
Setelah Hijrah ke Madinah
Sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, umat Islam sudah terbiasa dengan puasa sunnah seperti puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) yang dipraktikkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Namun, setelah kaum Muslimin menetap di Madinah, Allah mewajibkan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
BACA JUGA: Ulama-ulama Salaf di Bulan Ramadhan
Tuntunan Bertahap dalam Kewajiban Puasa
Pada awalnya, umat Islam diberikan pilihan antara berpuasa atau membayar fidyah bagi yang mampu tetapi tidak ingin berpuasa. Hal ini disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 184. Namun, kemudian dalam ayat selanjutnya (QS. Al-Baqarah: 185), perintah puasa diwajibkan bagi semua Muslim yang mampu menjalankannya.
Ujian dan Peningkatan Spiritualitas
Puasa diwajibkan sebagai sarana untuk meningkatkan ketakwaan, mengajarkan kesabaran, serta memperkuat solidaritas sosial antara umat Islam.
BACA JUGA: Ramadhan Para Sahabat Nabi
Peristiwa Penting di Tahun Pertama Puasa Ramadhan
Pada tahun pertama puasa Ramadhan diwajibkan, terjadi Perang Badar (17 Ramadhan 2 H). Meskipun dalam keadaan berpuasa, kaum Muslimin tetap berjuang dan akhirnya meraih kemenangan besar atas kaum Quraisy.
Kesimpulan
Puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriyah melalui wahyu dalam QS. Al-Baqarah ayat 183-185. Perintah ini datang setelah umat Islam hijrah ke Madinah sebagai bentuk penyempurnaan ibadah dan peningkatan ketakwaan mereka. []