BELUM mandi wajib tapi puasa Ramadhan, apakah sah puasanya?
Mandi wajib atau mandi junub merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk membersihkan diri dari hadas besar agar dapat menjalankan ibadah tertentu, seperti salat dan puasa.
Dalam hal ini, seseorang yang berstatus junub disyaratkan untuk mandi wajib sebelum melaksanakan salat atau ibadah lainnya yang memerlukan kesucian. Tanpa mandi wajib, salat yang dilakukan tidak sah, karena seseorang dianggap masih dalam keadaan berhadas besar.
Mandi wajib ini dapat dilakukan kapan saja asalkan sudah memasuki waktu tertentu, misalnya setelah berbuka puasa atau setelah berhubungan intim dengan pasangan. Tentu saja, mandi wajib bukanlah sebuah pembatal puasa, selama seseorang masih berpuasa dengan niat yang sah sebelum fajar.
BACA JUGA:Â 4 Kondisi Ini Harus Mandi Wajib?
Apakah Puasa Sah Jika Belum Mandi Wajib?
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh umat Islam yang menjalankan ibadah puasa adalah apakah puasanya tetap sah meskipun mereka belum mandi wajib setelah berhubungan intim pada malam hari?
Menurut pendapat yang berkembang dalam kalangan ulama, puasa tetap sah meskipun seseorang masih berada dalam keadaan junub, asalkan ia berniat untuk berpuasa sebelum fajar.
Menurut kitab Mausu’ah Fiqhiyyah XVI/55, tidak ada ketentuan dalam syariat Islam yang menyatakan bahwa seseorang harus dalam keadaan suci dari hadas kecil atau besar untuk menjalankan ibadah puasa.
Dengan kata lain, jika seseorang tidur dalam keadaan junub dan belum mandi wajib saat fajar, puasanya tetap sah. Hal ini menunjukkan bahwa puasa tidak tergantung pada status suci dari hadas besar atau kecil, melainkan pada niat dan kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah tersebut.
Dalam hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad ï·º pernah mengalami keadaan junub setelah berhubungan intim dengan istrinya pada malam hari, dan beliau tetap menjalankan ibadah puasa meskipun belum mandi wajib.
Hadis ini menunjukkan bahwa mandi wajib tidak membatalkan puasa, asalkan seseorang sudah berniat berpuasa sebelum fajar datang.
Hadis riwayat Bukhari 4/153 menyatakan: “Berpuasa hukumnya sah bagi orang junub yang memasuki subuh sebelum melakukan mandi besar, karena Sayyidah Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma berkata: ‘Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa.'”
Hadis ini mengonfirmasi bahwa mandi wajib setelah berhubungan intim tidak mempengaruhi sah atau tidaknya puasa seseorang. Yang lebih penting adalah niat berpuasa yang harus dilakukan sebelum fajar.
Tindakan yang Disarankan Setelah Subuh
Meskipun puasa tetap sah meskipun seseorang masih dalam keadaan junub, ada baiknya bagi setiap umat Islam untuk segera melakukan mandi wajib setelah waktu subuh.
Hal ini bukan hanya untuk menjaga kebersihan dan kesucian tubuh, tetapi juga untuk memastikan bahwa salat Subuh yang dilakukan setelahnya sah, karena salat adalah ibadah yang sangat penting dan memerlukan kesucian tubuh dari hadas besar.
Jangan sampai seseorang terlambat mandi wajib hingga melewatkan waktu salat Subuh. Dengan segera melakukan mandi wajib, seseorang juga bisa menghindari kebingungan atau kekhawatiran tentang kesucian saat menjalankan salat.
Kebersihan dan Kesucian dalam Ibadah
Dalam Islam, kebersihan adalah bagian dari iman. Allah SWT sangat menghargai umat-Nya yang menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih saat menjalankan ibadah. Oleh karena itu, meskipun puasa tetap sah tanpa mandi wajib, menjaga kebersihan diri tetap merupakan prioritas.
Mandi wajib bukan hanya soal memenuhi kewajiban secara ritual, tetapi juga merupakan bentuk kesungguhan dalam menjaga kesucian tubuh yang akan mempengaruhi kualitas ibadah kita. Ibadah yang dilaksanakan dengan hati yang ikhlas dan tubuh yang suci tentunya akan lebih khusyuk dan diterima oleh Allah.
BACA JUGA:Â Â Tata Cara Mandi Wajib dalam Islam
Kesimpulan
Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun seseorang belum mandi wajib setelah berhubungan intim pada malam hari, puasanya tetap sah asalkan ia sudah berniat untuk berpuasa sebelum fajar.
Mandi wajib tidak membatalkan puasa, dan syarat utama sahnya puasa adalah niat dan menjaga amalan yang tidak membatalkan puasa seperti makan, minum, atau berhubungan intim di siang hari.
Namun, sangat dianjurkan untuk segera melakukan mandi wajib setelah waktu subuh agar bisa melaksanakan salat Subuh dengan suci, dan tentunya untuk menjaga kebersihan tubuh sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah yang sedang dilakukan. Kebersihan dan kesucian adalah bagian dari ketakwaan yang harus dijaga dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim. []
REDAKTUR: DADANG