YANA Zein meninggal dunia Kamis (1/6/2017) lalu, almarhum sempat disemayamkan di rumah duka RS Fatmawati sebelum kemudian dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kepergian Yana Zein sendiri diwarnai dengan perdebatan antara kedua orang tuanya, dimana ayah kandung mendiang—Nurzaman—menolak tata cara pemkaman Yana yang dilangsungkan secara Kristen.
“Saya memberikan informasi atas nama anak saya namanya Suryana Nurzaman zein. Saya adzankan telinga dia (waktu lahir) dan saya ajarkan dia puasa dan mengaji. Kalau anak saya meninggal masuk Kristen itu nihil, saya ke sini datang dari Sumatera langsung ke sini, niat saya untuk mengembalikan anak saya dari Kristen menjadi Islam,” tegas Nurzaman..
Namun, hal tersebut dibantah ibu kandung Yana, Swetlana Zein. Swetlana mengklaim ia memiliki bukti-bukti bahwa Yana telah menganut ajaran agama Kristen.
“Saya ibunya, saya punya bukti kalau KTP dia Kristen. Waktu sakit keras, Yana bilang ‘tolong kalau ada apa-apa, saya mau dikuburkan secara Kristen’. Agama semua sama, saya kira Yana berhak memilih. Yana juga ada tanda tangan sendiri kalau dia jadi Kristen,” ungkapnya.
“Sekarang kalau mau diubah gimana? Anak saya sudah dikasih formalin, sudah didoakan secara Kristen. Ini nanti hancur anak saya, Kristen enggak diterima, Muslim enggak diterima. Ke mana anak saya pergi nanti?” lanjutnya.
Perdebatan pun ramai di antara kedua pihak. Namun, ketika Nurzaman melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di sebelah peti jenazah Yana. Ibunda Yana pun langsung menjerit histeris.
Di tengah suasana tersebut, salah seorang tamu yang berada di dekat peti jenazah Yana, mengatakan bahwa dia melihat air mata yang mengalir di pipi Yana. Wanita tersebut ikut berdoa di samping mendiang Yana.
“Mbak, coba itu direkam deh, Yananya nangis,” kata wanita tersebut kepada wartawan yang berjarak sekitar 2 meter.
Sampai berita ini diturunkan, pihak keluarga Yana masih membicarakan keputusan untuk memakamkan Yana secara Islam atau Kristen.
Sementara itu, perihal mata jenazah Yana Zein yang mengeluarkan air saat disemayamkan di rumah duka. Menurut mereka yang terbiasa mengurus jenazah, peristiwa itu merupakan hal biasa.
“Jenazah dia masuk berarti belum lama meninggal terus dimasukkan ke freezer. Jenazah itu memang biasa mengeluarkan air mata kalau tidak diformalin. Manusia kan 90 persennya air,” ujar Manalu, pengurus jenazah dari Rumah Duka Filemon, Jumat (2/6/2017).
“Saya rasa itu normal ya, proses alamiah saja,” sambung dia.
Namun menurut Dokter spesialis mata Ninon Ruth dan Dokter Albert Sudharsono, dokter umum yang bekerja di Rumah Sakit PGI Cikini, ia tidak dapat menjelaskan peristiwa keluarnya air mata dari tubuh jenazah Yana Zein saat disemayamkan di rumah duka.
“Belum ada teori yang menjelaskan keluar air mata setelah meninggal. Bisa jadi karena memang dibasahi saat prosesi upacara, atau memang sesuatu yang bersifat nonmedis,” kata Albert.
Dari sudut pandang kedokteran, air mata hanya bisa diproduksi bila organ tubuh –dalam hal ini adalah kelenjar air mata– masih berfungsi.
Air mata, menurut dr. Albert Perki, umumnya menetes sebagai hasil produksi kelenjar air mata (lakrimalis) bila mata kering.
“Secara fisiologis, air mata itu diproduksi tubuh jika mata kering, karena bola mata tidak boleh kering. Kelenjar mata utama berperan sebagai sekresi basal atau normal, dan akibat refleks. Kalau seperti iritasi fisik, psikis, cahaya, itu sekresi refleks. Air mata konstan diproduksi agar bola mata selalu basah,” ujar Albert.
Dokter Ruth sependapat. Menurutnya, air mata berfungsi untuk membasahi mata. Maka yang “dipompa” adalah kelenjar air mata yang terletak di sisi atas mata. Sehingga, air mata hanya diproduksi bila kelenjar lakrimalis berfungsi dengan baik.
“Kelenjar air mata akan produksi dan keluarkan cairan (air mata) agar bola mata kita tetap basah, selama organ tersebut masih berfungsi (hidup),” kata Ruth. []
Sumber: Kumparan.