Oleh: Irah Wati Murni_irahwatimurni.98@gmail.com
TERBAIK. Siapa yang tidak ingin menjadi terbaik? Secara alamiahnya, setiap orang tentu ingin menjadi terbaik. Terlebih bagi seorang muslim tentu menginginkan kehidupan terbaik.
Dalam islam, kehidupan terbaik tak hanya sekadar senang dan bahagia di dunia, tapi kehidupan terbaik bagi seorang muslim adalah meraih surgaNya.
Sebab, sejatinya kehidupan yang kekal adalah di akhirat. Apalagi Allah sudah menjanjikan kepada Hamba-hamba-Nya mengenai kehidupan terbaik ini yang ada dalam firman-firmanNya yang termaktub dalam Al-Qur’anul Karim.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. Dikatakan kepada mereka: “Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan,” (QS. Ath-Thuur (52) : 17-19)
Untuk meraih kehidupan terbaik ini tentu bukan perkara mudah. Ada syarat yang harus dilakukan oleh seorang muslim untuk meraihnya. Salah satunya dengan takwa, yakni senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya saat ia hidup di dunia.
Jika berkaitan dengan perintah dan larangan Allah SWT, berarti sangat berhubungan erat dengan _khitobul syari’_ atau seruan Allah SWT yang berhubungan dengan amal perbuatan manusia. Dari sini, maka setiap perbuatan manusia harus selalu terikat dengan hukum syara (aturan Allah SWT).
Sebagaimana dalam firmanNya:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya,” (QS. An Nisaa’(4) : 65)
Sehingga, untuk mendapatkan kehidupan terbaik di akhirat maka kita harus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni amal perbuatan kita harus sesuai dengan hukum syara. Sebab, amal terbaik ini menjadi tiket kita menuju kehidupan terbaik yakni masuk ke dalam Jannah-Nya.
Lantas, bagaimanakah amal terbaik itu?
Dalam islam, amal terbaik atau dikenal dengan istilah ihsanul amal harus memenuhi 2 syarat: Pertama, niatnya karena Allah SWT*. Hal ini sebagaimana dalam Hadist berikut ini:
“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kedua, amal yang dikerjakan harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW*. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan apa-apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,”.(QS. Al Hasyr [59] : 7)
Rasulullah juga telah memperingatkan agar meninggalkan setiap amal perbuatan yang tidak ada contoh atau tuntunannya dari beliau, sebagaimana sabda beliau:
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada urusannya dari kami maka amal itu tertolak”. (HR. Muslim)
Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa untuk meraih kehidupan terbaik, yakni kehidupan akhirat maka kita harus berusaha mempersembahkan amalan yang terbaik ketika di dunia, yakni niatnya harus karena Allah SWT dan tata caranya sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Allahu’alam. []