DARI Ibnu Abbas RA, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yakni, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tidak tidur karena berjaga-jaga di jalan Allah,” (HR. Tirmidzi). Selain itu, Nabi SAW juga pernah bersabda, “Tidak akan masuk neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah,” (HR. Muslim dan An Nasa’i).
Semua manusia di dunia ini pasti sudah pernah mengalami menangis. Baik itu menangis yang disebabkan oleh rasa sakit, menangis terharu, menangis sedih karena ditinggal seseorang yang disayanginya, menangis ketakutan, dan menangis bahagia. Semua itu merupakan suatu ekspresi alami yang terjadi pada diri manusia. Setiap ada tangisan pasti ada pula tawa. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Seperti perkataan dari seorang psikolog Muslim, Hanna Djumhana Bastaman, dia menyatakan bahwa pengalaman manusia sangat banyak ragamnya, tetapi sejatinya berkisar antara ketawa dan menangis. Pernyataan psikolog ini pun didukung oleh Al-Quran, “Dan Dialah yang menjadikan manusia ketawa dan menangis,” (QS. Al-Najm [53]: 43).
Seorang Nabi Muhammad SAW sendiri, seorang kekasih Allah SWT yang sudah dipastikan dan dijamin masuk ke dalam surga, ketika ia sedang shalat, ia menangis sampai suaranya terdengar bagaikan air mendidih dalam bejana, karena saking takutnya pada Allah SWT. Sungguh mulia nabi kita ini. Bagaimana dengan shalat kita? Kita manusia biasa yang belum tentu akan masuk surga, masih berlumuran dosa, banyak menyakiti hati orang lain, dan sering meninggalkan ibadah saja melakukan shalat hanya sebagai sarat dan formalitas saja.
Melakukan shalat hanya jungkat-jungkit yang penting telah melakukannya tanpa memaknai dan melakukannya dengan khusyuk. Padahal ketika shalat, kita sedang menghadap Allah dan berinteraksi serta berkomunikasi pada Allah. Betapa sombongnya diri kita.
Kemudian, Rasulullah SAW juga bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari RA, “Jika salah seorang di antara kamu sanggup menangis, jangan tahan tangisan itu. Kalau tidak mampu menangis, rasakan di dalam hatimu seluruh penderitaan itu. Berusahalah untuk menangis. Karena hati yang keras dan tidak bisa menangis niscaya dijauhkan dari Allah SWT.”
Maka dari itu, tidak salahnya kita menangis jika tangisan itu dikarenakan rasa takut pada Allah. Takut dijauhkan dari-Nya, takut akan murka-Nya, takut akan segala yang berhubungan dengan-Nya. Marilah kita sama-sama merenungkan diri atas segala dosa yang telah diperbuat, memohon ampunan dari-Nya atas segala dosa itu, memohon untuk senantiasa didekatkan dengan-Nya, dan memohon untuk dijauhkan dari api neraka, memohon lah semua yang diinginkan pada Allah, dan selalu bergantung pada-Nya, jangan pernah lelah untuk selalu meminta pada-Nya, selagi di bulan Ramadhan ini, dimana bulan yang akan dikabulkan semua do’a nya oleh Allah, perbanyaklah melakukan amal-amal dan perbuatan baik, karena bulan Ramadhan ini pahala yang berlipat ganda akan Allah berikan. Aaamiiin Ya Allah Ya Rabbal Alamin.
Sumber: The Power of Ramadhan/Ust. Muhammad Arifin Ilham&Ustz. Dr. H. S. Suryani Taher/Haqiena Media/Jakarta Timur/Juli 2012.