BERBICARA pemuda, kita berbicara pemimpin masa depan suatu bangsa. Jika konteks nya pemuda Indonesia, maka kita sedang membicarakan kepemimpinan masa depan bangsa Indonesia. Itulah yang dikatakan Ulama pembaharu asal Mesir imam Asy-syahid Hasan al-Bana “syabab al yaum rijalul ghod” “Pemuda hari ini, adalah pemimpin masa depan.
Karena itu melalui pemudalah bangsa ini mampu lahir, bangkit, berdiri dan berjalan menjadi bangsa yang berdaulat dengan berbagai dinamikanya. Sejarahpun telah menorehkan tintanya, bahwa dalam setiap momen penting bangsa ini, senantiasa melibatkan pemuda sebagai lokomotif penggeraknya, aktor intelekualnya dan rahasia kekuatanya. Oleh sebab itu pembahasan tentang bab pemuda sangat strategis dan penting kita dalami bersama.
Seorang ulama kontemporer Hasan al-Bana menggambarkan sosok pemuda, “Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam berjuang dijalan-Nya, semakin bersemangat merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Dan keempat rukun ini, yakni iman, ikhlash, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda! Karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda.”
Peran pemuda yang strategis dan penting ini sampai di gambarkan oleh sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar bin Khattab RA, dalam keterangan Hadist dijelaskan bahwa Umar pernah mengatakan “Jika aku sedang mengalami kesulitan, maka yang aku cari adalah pemuda”. Pemuda mampu menjadi inspirasi dan solusi bagi Umar bin Khattab RA. Oleh sebab itu, dari dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap pemikiran, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Dengan ini pula, penyanyi kondang Indonesia Rhoma Irama pernah berkata, bahwa “masa muda adalah masa yang ber-api-api”. Karena memang semangat dan idealisme seorang pemuda telah membakar motivasi dirinya untuk senantiasa berkontribusi untuk agama, bangsa dan negara ini lebih baik lagi. Belum lagi ketika kita mengingat perkataan Tan malaka tentang pemuda. Beliau mengatakan bahwa “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda.”
Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang pemuda. Di antaranya surah al-Kahfi ayat 13 Allah Swt sangat mengistimewakan pemuda dengan bab khusus, yaitu : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk,” (QS. Al-Kahfi 13).
Prof. Dr. HAMKA (1984, hal. 171) menafsirkan dalam Tafsir Al-Azhar maksud ayat Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka bahwa disini jelaskan penghuni gua dalam kisah ashabul kahfi adalah anak-anak muda, tidak ada bercampur dengan orang tua. Maka kalau hal ini diperbandingkan kepada perjuangan Nabi SAW, di Makkah itu kelihatan suatu pengalaman yang patut jadi pedoman. Yaitu yang telah dibawa Rasulullah Saw pun anak-anak muda, sedang orang tua telah tegak menjadi penghalang dan perintang, karena mereka telah tenggelam dengan kebatilan selama ini. kalau kita perhatikan seksama tafsir buya hamka di atas, kita akan menyaksikan bahwa anak muda menjadi prioritas utama Rasulullah Saw dalam berdakwah dan menyebarkan Islam.
Firman Allah Swt di atas juga mengisyaratkan bahwa pemuda al kahfi adalah termasuk para pemuda pemberani untuk mempertahankan keimanan mereka, pemikiran mereka dan kepribadian mereka. Mereka adalah orang-orang yang teguh imannya, sehingga mereka berani melanggar aturan pemerintah yang melarang mereka meyakini agama tauhid. Jadi keberanian menjadi modal penting bagi seorang pemuda.
Rasanya kita harus merenungkan perkataan dari Imam Hasan Al-Banna: “Wahai pemuda perbaruhilah iman, kemudian tentukan sasaran dan tujuan langkah kalian. Sesungguhnya kekuatan pertama adalah iman, buah dari iman adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan yang gemilang. Oleh karenanya berimanlah kalian, eratkanlah ukhuwah, sadarilah, dan kemudian tunggulah datangnya kemenangan. []