MUSTAFA Kricha adalah seorang pebisnis restoran kecil yang sukses di Australia. Enam tahun lalu ia datang dari Kota Homs Suriah yang dilanda konflik berkepanjangan. Di usia 17 tahun, Kricha mulai membangun restoran Armani bersama saudaranya. Restoran milik Kircha biasa menyajikan makanan Timur Tengah dan melayani ratusan orang setiap malam Ramadhan.
“Saya bekerja dengan 14 koki dan 60 staf lainnya. Kepala koki saya berasal dari Kuwait, koki pastry saya berasal dari Suriah dan headwaiter saya adalah seorang Anglo Aussie. Saya memiliki staf restoran dari seluruh dunia. Restoran ini mirip PBB,” ungkap Mustafa, seperti dilansir The Age pada Sabtu (10/6/2017).
Mustafa Kricha sangat bahagia saat pelanggannya menikmati hidangan spesial yang dibuat restorannya selama bulan Ramadhan.
Mouhamad Tlayss, dari pinggiran Kota Smithfield mengajak istrinya Rawaa Tlays ke restoran Armani untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-28. Mouhamad Tlayss, 33, bekerja di bidang farmasi. Salah satu hidangan favoritnya adalah kurma yang diimpor dari Arab Saudi.
Rawaa Tlayss juga menantikan shaabiyat, makanan khas Timur Tengah yang dikenal di Jordania sebagai warbatt dan di Suriah sebagai alpo. Shaabiyat adalah kue renyah yang diisi dengan keju mirip ricotta atau kenari.
Apa yang menarik Rawaa Tlayss dan Mouhamad mengunjungi Armani bukan hanya makanannya, tapi juga suasananya. Mereka bisa menghabiskan waktu bersama sesama Muslim dari berbagai latar belakang yang berbeda.
“Semua bangsa berkumpul, kita merayakan Ramadhan bersama orang dari seluruh dunia. Saya suka Ramadhan, makanan di sini sangat spesial,” ungkap Rawaa Tlayss. []