TELAH dijelaskan sebelumnya bahwa menjelang kemunuculan Dajjal, kaum muslim memiliki kekuatan besar dan ikut serta dalam peperangan dan berhasil menang. Dajjal datang guna menghancurkan kekuatan Islam yang telah berhasil mengalahkan negara terkuat pada saat itu, yakni bangsa Romawi. Kaum muslim juga berhasil merebut kembali Konstantinopel.
Pada saat itu, setan berteriak bahwa ia telah menjamin (harta) anak keturunan kaum muslim, sehingga mereka meninggalkan harta ganimah dan kembali ke kampung halaman mereka. Kemudian Dajjal muncul, maka kaum muslim tidak meletakkan senjata mereka. Karena itu, pada saat Isa turun, ia melihat kaum muslim “bersiap-siap perang dan merapatkan barisan.” Tak ragu lagi, pada saat itu, setiap muslim bergabung dengan kekuatan Islam yang memanggul bendera jihad fi sabilillah dan siap teguh di atas kebenaran, apa pun ujian yang menimpa. Inilah yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW yang menceritakan kemunculan Dajjal, “Ia muncul di suatu daerah di antara Syam dan Iraq. Ia merusak ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah bersiteguhlah!”
Setiap muslim tidak diperbolehkan mendatangi Dajjal, walau pun ia percaya pada dirinya sendiri. Sebab, Dajjal memiliki tipu daya yang dapat mengguncangkan iman. Dalam Sunan Abi Dawud diriwayatkan dengan sanad sahih dari Imran ibn Hushain bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa mendengar ada Dajjal, hendaklah ia menjauhi dirinya. Demi Allah, seorang lelaki mendatanginya dengan rasa percaya diri sebagai seorang mukmin, namun akhirnya ia mengikuti Dajjal, karena tipu daya yang dilakukannya.”
Orang yang tidak mampu melawannya boleh lari. Inilah yang dilakukan oleh kebanyakan orang pada saat itu. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Ummu Syarik berkata, “Aku mendengar Nabi SAW bersabda, ‘Orang-orang akan lari ke gunung karena (takut) Dajjal’.”
Bila seorang mukmin terpaksa menghadapinya, ia harus melawan dengan kebenaran dan hujjah (argumentasi yang kuat). Dalam hadits disebutkan,
“Bila ia (Dajjal) muncul dan aku bersama kalian, aku akan berdebat dengannya. Bila ia muncul saat aku tidak bersama kalian, seseorang akan berdebat dengannya, dan Allah menjadi penggantiku atas setiap muslim.”
Rasulullah SAW memberikan pengetahuan tentang Dajjal. Dajjal memiliki fisik yang kasat mata, makan, minum, sedangkan Allah tidak dapat dilihat di dunia, suci dari makan dan minum. Dajjal memiliki cacat di matanya. Dalam hadits dinyatakan, “Ia adalah pemuda berambut keriting pendek, matanya menonjol seolah-olah ia mirip dengan Abdul ‘Uzza ibn Quthn.
Karenanya, klaim orang yang demikian sebagai Tuhan merupakan dusta dan kebohongan. Rasulullah SAW memerintahkan orang yang bertemu dengannya agar membaca awal surat al-Kahfi. Sabda Rasul SAW, “Siapa yang menemuinya, hendaklah ia membaca surat al-Kahfi.”
Dalam hadits Abu Umamah dinyatakan, “Sesungguhnya di antara fitnahnya, ia (Dajjal) memiliki surga dan neraka. Nerakanya adalah surga, surganya adalah neraka. Siapa diuji dengan nerakanya, hendaklah ia mohon pertolongan kepada Allah dan membaca awal surat al-Kahfi …”
Dalam hadits shahih disebutkan, “Orang yang hafal sepuluh ayat dari surat al-Kahfi akan terjaga dari fitnah Dajjal.”
Menurut sebagian hadits, diterangkan bahwa yang dimaksud adalah awal surat al-Kahfi, dan menurut sebaian lagi adalah akhir surat al-Kahfi.
Kenapa membaca awal dan akhir surat al-Kahfi dapat melindungi kita dari Dajjal? Sebagian ulama menjawab: Itu karena Allah memberitahukan di awal surat ini bahwa Allah melindungi para pemuda al-Kahfi dari penguasa lalim yang hendak membinasakan mereka. Jadi, Allah menghubungkan bahwa keadaan orang yang membaca ayat-ayat ini sama seperti keadaan para pemuda itu, yakni diselamtkan dari Allah.
Ada lagi pendapat yang menyatakan bahwa itu karena di awal surat al-Kahfi ada keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda yang meneguhkan hati orang yang membacanya, sehingga ia tidak terkena fitnah Dajjal, serta tidak merasa aneh, tidak tertipu dan tidak terpengaruh dengan apa yang di bawa Dajjal.
Di antara hal yang dapat melindungi kaum muslim dari Dajjal adalah berlindung ke Mekkah atau Madinah, karena Dajjal tidak masuk ke dalam kota tersebut.
Rasulullah SAW telah menyebutkan kepada kita bagaimana orang laki-laki yang shaleh itu menghadapi Dajjal dengan kebenaran dan ia bersikap dan berkata tegas kepada Dajjal, sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas.
Hal lain yang dapat menyelamatkan diri dari Dajjal adalah berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal. Hadits-hadits nabi memerintahkan seorang muslim untuk berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal. Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan bahwa Aisya berkata, “Aku mendengar Rasulullah berlindung dalam shalatnya dari fitnah Dajjal.”
Rasulullah SAW selalu bertaawuz dari fitnah Dajjal setelah tasyahud. Beliau berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari azab jahannam, azab kubur, fitnah hidup dan mati, serta fitnah Almasih Dajjal.”
Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi