JAKARTA—Pegawai PT Transjakarta mogok massal pada Senin, (12/6/2017), menuntut perusahaan menghapus sistem kontrak terhadap karyawan yang telah bekerja selama bertahun-tahun.
Permintaan para pegawai menurut Pramudi Transjakarta, Rudi Heriyanto, 42, adalah meminta perusahaan untuk menghapus sistem kontrak terhadap karyawan.
“Saya sudah 11 tahun bekerja dan masih pegawai kontrak,” ujar Rudi lansir Tempo, Senin (12/6/2017). Rudi meminta perusahaan untuk mengangkat karyawan yang telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai pegawai tetap.
Menurut Rudi, perusahaan belum sepenuhnya memihak pada kesejahteraan karyawan lantaran banyak pegawai yang telah bertahun-tahun bekerja tapi belum diangkat sebagai karyawan tetap.
Staf Operasional Swakelola PT Transjakarta, Budi Marselo, mengatakan dia hingga kini belum diangkat sebagai karyawan tetap.
“Saya sudah bekerja selama 9 tahun,” ujarnya. Dia menginginkan perusahaan bisa memberikan kepastian mengenai statusnya sebagai karyawan.
“Sekarang kami masih kontrak, kami ingin supaya diangkat tetap,” kata Budi. Menurut dia, unjuk rasa yang dilakukan dia dan teman-temannya agar semua pegawai dapat bekerja dengan nyaman sehingga pelayanan dapat lebih baik.
Ratusan pegawai Transjakarta berdemo di depan kantor Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur. Mereka mogok kerja pada Senin pagi. Hampir seluruh koridor Transjakarta 1 hingga 12 terhenti beroperasi.
Salah satu penumpang mengeluhkan berhentinya operasinya Transjakarta. Andri Donald Putra salah satunya. Penumpang Transjakarta ini hendak ke Blok M dari Kalideres.
“Awalnya di Halte Kalideres penumpang enggak dikasih masuk. Katanya setop operasi. Penumpang pada marah-marah,” ujar Andri.
Akhirnya, penumpang diperbolehkan masuk. Namun, Andri menambahkan, penumpang dipaksa turun sebelum sampai di Halte Harmoni.
“Mau enggak mau turun di tengah jalan karena sopirnya pada mogok,” ucapnya. []