LELAH atau kekenyangan, biasanya menjadi penyebab seseorang menguap. Namun, tahukah Anda jika menguap tanpa adab itu identik dengan perilaku tercela? Ia identik dengan polah setan. Benarkah?
Abu Bakar ibn al-Arabi menjelasakan segala aktivitas yang tidak mengenakkan dan dicela, diidentikkan dengan setan. Lain halnya perbuatan yang baik, selalu disandarkan kepada Allah.
Menguap, menurut ibn al-Arabi, timbul dari rasa letih dan kenyang yang memicu rasa malas. Kesemuanya adalah dorongan setan.
Imam Nawawi mengatakan, dasar penisbatan hal tersebut kepada setan yaitu soal mengajak pada syahwat. Menguap terjadi akibat fisik letih dan perut mulai kenyang. Peringatan yang terdapat di berbagai hadis tersebut juga bermakna agar menghindari penyebab menguap, yang tak lain ialah makan terlalu kenyang dan berlebihan.
Dalam beberapa riwayat Bukhari Muslim diutarakan bahwa menguap yang dimaksud, hanya berlaku saat menunaikan shalat. Sedangkan, di riwayat lainnya, tuntunan menguap bersifat mutlak, tanpa dibatasi ketika shalat.
Menyikapi ragam riwayat itu, masih menurut Ibn al-Arabi, anjuran untuk menahan menguap berlaku untuk setiap kondisi alias mutlak, baik shalat maupun kala tak sedang mendirikannya. Penekanan tuntutan lebih dipertegas khusus shalat karena menguap yang datang ketika itu bisa merusak kekhusyukan.
Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam bukunya, Ensiklopedi Adab Islam (Ma’usu’at Al Aadaab Al Islamiyyah) sebagaimana dikutip dari Republika, menyebutkan, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dan harus dilakukan saat orang menghadapi kondisi menguap.
Pertama, Tolaklah.
Hendaknya yang bersangkutan menolak, mengalahkan, dan menahan menguap, khususnya ketika sedang shalat.
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri RA, Rasulullah bersabda,“Apabila salah seorang dari kalian menguap dalam shalatnya, hendaklah ia berusaha menahan menguapnya sebisa mungkin karena setan bisa masuk.” (HR Muslim).
Syekh Nada menambahkan, bagaimana setan bisa masuk? Tak perlu heran. Setan adalah makhluk yang tercipta dari api, bisa berubah bentuk, berpindah, dan bergerak seperti hawa dan angin.
Kedua, Tutup mulut Anda ketika menguap.
Bagi mereka yang menguap agar meletakkan tangan di mulut dan menutupnya. Tujuannya ialah agar saat menguap mulut tidak dalam kondisi terbuka. Pada saat itu, manusia terlihat buruk dan kala itu pula setan sedang menertawakannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah ber sabda, “Jika salah seorang dari kalian menguap, tutuplah mulutnya dengan tangannya.” (HR Tur mudzi).
Atas dasar hadis ini, sebagian ulama mengutarakan hikmah di balik anjuran agar tangan menutup mulut saat menguap, yaitu menghindari setan masuk dan mencegahnya untuk merendahkan serta menertawakan penguap.
Ketiga, Tidak mengeluarkan suara.
Hendaknya tidak mengeluarkan suara sewaktu menguap. Mengangkat suara saat kuapan termasuk adab yang buruk. Sayangnya, oleh sebagian orang, perilaku itu dianggap perkara sepele.
Terkadang, malah dengan sengaja mengangkat suaranya untuk mengundang gelak tawa orang di sekelilingnya. Pada hal, perbuatan semacam itu dekat sekali dengan tindakan setan.
Dalilnya masih merujuk riwayat Turmudzi tersebut. Disebutkan bahwa bila seseorang menguap lalu mengeluarkan suara “aahh”, maka setan tertawa di dalam perutnya.
“Sesungguhnya, Allah menyukai bersin dan membenci menguap,” demikian titah Rasulullah pada riwayat tersebut. []