PERUT adalah sumber segala penyakit. Karena itu sebagai seorang Muslim kita anjurkan untuk makan makanan yang halalal thayyiban dan tak boleh berlebihan. Beberapa bahaya perut kekenyangan akibat makan berlebihan di antaranya:
Pertama, hilangnya kecerdasan, rusaknya kemampuan menalar, dan lemahnya daya hafal. Ini seperti yang dikatakan oleh Imam Ali bin Abi Thalib, “Kekenyangan akan menghilangkan kecerdasan.”
Kedua, badan yang berat akan melemahkan kekuatan dan tubuh. Yang bisa menguatkan tubuh adalah penyesuaian porsi konsumsi makanan dan bukan dari banyaknya makanan yang dikonsumsi.
Ketiga, melemahkan tubuh dalam melakukan ibadah dan mencari ilmu. Poin ini seperti yang dikatakan oleh Luqman pada anaknya, “Pada saat lambung sudah terisi penuh, maka pikiran akan tidur hingga tidak berfungsi, hikmah akan membisu, anggota tubuh juga duduk tidak dapat melakukan ibadah.”
Keempat, keras hati. Ada riwayat dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Orang yang sedikit makannya, maka sehat perutnya dan bening hatinya. Sementara itu, orang yang banyak makannya, maka perutnya sakit dan hatinya keras.”
Kelima, memperkuat dorongan syahwat dan membantu bala tentara setan. Ini seperti yang dikatakan oleh Al-Ghazali. Diriwayatkan dari Nabi Saw yang pernah bersabda, “Banyak makan adalah racun.”
Keenam, menyebabkan kantuk. Ini seperti yang dikatakan orang bijak, “Orang yang banyak makannya, maka akan banyak minumnya. Orang yang banyak minumnya, maka ia akan banyak tidurnya. Orang yang banyak tidurnya, maka akan banyak dagingnya. Orang banyak dagingnya, maka akan keras hatinya. Orang yang keras hatinya, maka akan tenggelam dalam lumpur dosa.” Diriwayatkan dari Rasulullah Saw yang pernah bersabda, “Jangan matikan hati kalian dengan banyak makanan dan minuman. Karena, hati itu seperti tanaman yang pada saat kebanyakan air akan mati.” Rasulullah Saw juga bersabda, “Allah Swt tidak memberi perhiasan pada seseorang yang lebih utama melebihi keterjagaan perutnya.”
Tidak dipungkiri bahwa sesuatu yang paling penting bagi manusia adalah kesehatan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ahli hikmah bahwa kesehatan adalah mahkota yang bertengger di kepala orang yang masih sehat dan itu hanya diketahui oleh orang-orang yang sedang sakit. []