AISYAH binti Abu Bakar dan Hafshah binti Umar lebih dulu memasuki rumah tangga nabawi nan suci sebelum ibu orang-orang miskin, Zainab binti Khuzaimah. Aisyah dan Hafshah memiliki kedudukan besar di mata Rasulullah SAW. Untuk itu, keduanya tidak menaruh rasa cemburu atau emosi apa pun yang dipicu motif-motif kemarahan ala perempuan pada sang pendatang baru; Zainab binti Khuzaimah.
Sebaliknya, Zainab binti Khuzaimah, ibu orang-orang miskin, juga tidak berminat untuk bersaing dengan Aisyah dan Hafshah yang sudah lebih dulu memasuki rumah tangga Nabi SAW.
Zainab binti Khuzaimah hidup di alam kasih sayang dan cinta kasih, hidup dalam kehangatan dan kebesaran Islam. Ia merasa begitu bahagia kala mengasihi, menyayangi dan berbuat baik kepada orang miskin.
Sehingga seluruh waktu ia gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT, selanjutnya menjaga, memberi makanan, dan bersedekah kepada sejumlah orang-orang miskin. Itulah kenapa ia disebut “ibu orang-orang miskin.” Nama ini tentu sudah cukup menyebarkan aroma kasih sayang.
Ya, ibunda kita Zainab binti Khuzaimah r.a. adalah wanita terbaik di antara wanita-wanita terbaik. Wanita baik di antara mereka yang memiliki jiwa yang baik. Tidak apa pun yang keluar dari biliknya selain sedekah dan ketaatan. Sungguh amalan nan mulia dan agung. []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Syaikh Mahmud Al-Mishri/Ummul Qura