Salman Al Farisi terpilih menjadi kepala daerah di kota Madain. Sebagai pejabat, Salman mempunyai kesempatan untuk hidup bergelimang kemewahan. Akan tetapi, dia tidak ingin bermewah-mewah. Bahkan, sahabat Rasulullah SAW ini tidak mau mengambil satu dirham pun dari gajinya.
Uang gajinya selalu habis dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Untuk kebutuhan hidupnya, dia peroleh dari menganyam daun kurma yang dijadikan keranjang hasil tangannya sendiri.
Salman hidup sederhana. Pada suatu waktu, ada seorang laki-laki dari Kota Syiria yang berjalan sambil memikul keranjang buah tin dan kurma. Beban itu sangat berat sampai dia kelelahan.
Saat itu dia melihat seseorang yang berpakaian sederhana. Orang Syiria tersebut memanggilnya.
“Tolong bawakan barang ini sampai ke rumahku. Nanti aku akan kuberi imbalan atas jerih payahmu itu,” ujar orang Syiria tersebut.
Laki-laki berpakaian sederhana itu menurut saja. Dia pun memikul keranjang buah-buahan itu ke punggungnya dan mereka berjalan bersama-sama. Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan serombongan orang.
Orang sederhana itu mengucapkan salam kepada mereka. Rombongan itu berhenti dan menjawab salamnya, “Kami ucapakan salam juga kepadamu, wahai amir (kepala daerah).”
Lalu sebagian dari rombongan itu berusaha membantu Salaman. Namun dia menolak. Orang Syiria pun tersentak dan segera sadar bahwa yang membantunya ialah Salman Al Farisi, kepala daerah Kota Madain.
Orang Syiria tersebut menjadi gugup dan minta maaf terus menerus atas kelancangannya. Dia berusaha menarik keranjang tangan Salman.
“Tidak, sebelum kuantarkan sampai ke rumahmu,” jawab Salman.
MasyaAllah betapa berbudinya sifat sahabat Rasulullah ini, selain dermawan beliau juga mengajarkan sebagai pemimpin yang hidup sederhana.[]
Sumber: Kisah Seru 60 Sahabat Rasul / Karya: Ummu Akbar.