Oleh: JB. Mulyadi
jb.mulyadi30@gmail.com
MANUSIA harus mengakui, mulai dari bangun pagi, hingga malam kembali, tak luput dari perbuatan dosa yang menghantui diri sendiri. Waspadai setan telah menguasai hati yang dulu bersih (suci) seperti saat pertama kali bayi dilahirkan di atas permukaan bumi, namun seiring waktu bisa berubah—berulah-ulah—tanpa disadari saat itu hatinya telah tertutupi oleh bintik-bintik hitam yang menodai.
Mengapa kita tidak berusaha meninggalkan perbuatan dosa, lalu berpindah kepada segudang pahala?
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Tabaaraka wa Ta’aala menyampaikan, ‘akan mengampuni semua dosa para hamba-Nya sekalipun dosa tersebut mencapai awan di langit; kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan ampunan kepadamu’.
Mari mulai dari nol. Tanam kembali benih iman, agar dapat sama-sama memanen hasil di akhir kehidupan. Pupuk dengan amal kebajikan. Sirami pakai dzikir dan shalawatan. Insya Allah, hidup akan terasa tenang dan serba berkecukupan.
Sebagaimana kodrat manusia adalah tempat kesalahan. Banyak bicara salah. Kalaupun pendiam juga salah. Yang lebih bagus, berusahalah…
Maka oleh sebab itu, Saudara-Saudaraku… masa silam tidak semata-mata membuat kehidupan esokmu menjadi suram. Jangan kau dengarkan bisikan orang. Terkecuali nasihat agama dan teman. Tetaplah tegar menjalani kehidupan. []
JB. Mulyadi atau sering disapa orang dengan Mulyadi Selian adalah seorang penulis asal dari Aceh Tenggara, Kutacane, yang sekarang lagi fokus menamatkan kuliahnya di Universitas UIN Ar-Raniry, jurusan Perbandingan Mazhab.
Kirim RENUNGAN Anda lewat islampos@gmail.com paling maksimal 2 (dua) halaman MS Word.