UJIAN merupakan ketentuan pasti yang tidak berubah atau pun berganti. Hanya saja, ujian yang dihadapi ibunda kita Aisyah ra adalah ujian yang mampu meluluh-lantakkan batu besar, gunung, dan menghempaskan hati siapa pun juga. Ia dituduh terkait barang paling berharga yang dimiliki seorang wanita.
Kehormatannya dituduh yang bukan-bukan! Sungguh ujian yang begitu besar. Kehormatan Aisyah ra, putri Ashiddiq dituduh bukan-bukan. Padahal, ia adalah bunga nan bertakwa lagi suci yang tumbuh di ladang Islam dan disiram dengan air wahyu. Ini sama dengan kehormatan Rasulullah SAW dituduh yang bukan-bukan, padahal beliau-lah yang menjaga kesucian umat dan harga diri kaum muslimin.
Kisah dusta begitu pedih terasa di hati Ummul Mukminin Aisyah ra, Masa-masa sulit dilallui aisyah; rumah tangga nabawi nan suci, dan juga keluarga Abu Bakar tulus mendampingi hingga sebulan lamanya.
Hingga Al-Qur’an turun menyampaikan pembebasan untuk wanita yang menjaga kehormatannya, Ash-Shiddiqqah binti Ash-Shiddiq dari segala tuduhan keji. Pembebasan ini juga menyelipkan kesaksian penuh berkah bagi seorang lelaki mukminin, Shafwan bin Mu’aththal yang dituding berbuat yang bukan-bukan dengan Aisyah. Selain itu, pembebasan ini juga memberikan tanda dosa dan kebohongan besar kepada ibunda kita nan suci, Ash-Shiddiqah binti Ashiddiq ra.
Jika orang-orang munafik tidak lega melihat kemengan Islam kian meluas seiring perjalanan hari demi hari. Mereka merasa posisi mereka mulai terbatasi dan lenyap, hingga dimurkai masyarakat mereka sendiri. Untuk itu, mereka ingin sekali melayangkan pukulan telak kepada Nabi SAW. Mereka menuduhkan kebohongan besar kepada ibunda kita nan suci, Ash-Shiddiqah binti Ashiddiq ra.
Sejak pertama kali mendengar Islam, kemunafikan dan kedengkian muncul di hati Abdullah bin Ubai bin Salul. Ia pun tiada henti melancarkan tipu daya terhadap Nabi SAW dan Islam. Namun, hikmah Allah SWT selalu mengintai Abdullah bin Ubai bin Salul dan Kaum Munafik, hingga pada akhirnya mengekang dan membinasakan mereka. (Nisa Mubasysyariat bil Jannah, hlm. 180, dengan perubahan). []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Syaikh Mahmud Al-Mishri/Ummul Qura