MESKI tengah dirundung ketidakstabilan keamanan, umat Muslim Cina masih bisa melaksanakan ibadah puasa. Di Negeri Tirai Bambu ini, imam-imam agama Islam mulai mendakwahkan tentang pentingnya mengkaji al-Qur’an dan sunnah di bulan Ramadhan, terutama yang berhubungan dengan puasa dan akhlak.
Muslim Cina terbiasa shalat tarawih 20 rakaat. Setiap habis dua rakaat mereka biasanya berseru, “Wahai, Dzat (Allah) yang mengubah hati dan penglihatan, yang menciptakan siang malam, teguhkan iman kami dalam kebenaran.”
Beragam aktivitas keislaman diselenggarakan di masjid-masjid Cina seperti kajian tafsir al-Qur’an sebelum tarawih dan memburu malam lailatul qadr. Penganan tambahan seperti teh, gula-gula dan kurma disajikan di tiap rumah sebagai pembeda bulan penuh berkah ini dengan hari-hari biasa.
Begitu menjelag hari raya Idul Fitri, kaum Muslimin Cina juga diselimuti kebahagiaan dan saling berucap selamat hari raya. []