BERIKUT sebuah pelajaran nabawi yang menjelaskan kepada kita bagaimana Rasulullah SAW mengatasi apa pun persoalan dengan bijak dan kasih sayang meski sebesar apa pun.
Imam bukhari meriwayatkan dari Anas ra, ia berkata, “Suatu ketika Nabi SAW berada di tempat salah seorang istri beliau. Lalu, salah seorang Ummahatul Mukminin mengirim piring berisi makanan. Lalu, istri Nabi SAW yang ketempatan memukul tangan istri yang membawakan nasi hingga piring jatuh dan pecah. Nabi SAW mengumpulkan pecahan piring, lalu mengumpulkan makanan yang ada di piring itu. Beliau kemudian berkata, ‘Ibu kalian cemburu.’ Nabi SAW memerintahkan istri yang membawakan nasi menunggu hingga beliau mengembalikan piring dari rumah istri yang ketempatan. Beliau kemudian menyerahkan piring yang tidak pecah di tempat istri yang memecahkan piring tersebut.’ ( Shahih HR. Bukhari [5225], kitab; kitab; Nikah.
Kisah serupa diriwayatkan dalam sunan An-Nasa’i dengan sanad shahih dari hadist Ummu Salamah ra. Ia membawa makanan buatannya dalam piring untuk Rasulullah SAW dan para shahabat. Aisyah kemudian datang dengan mengenakan sarung, ia membawa batu lalu memecahkan piring tersebut. Nabi SAW kemudian mengumpulkan pecahan piring dan berkata, ‘Makanlah! Ibu kalian cemburu,” sebanyak dua kali. Setelah itu, Rasulullah SAW mengambil piring milik Aisyah kemudian beliau kirimkan kepada Ummu Salamah, dan menyerahkan piring Ummu Salamah kepada Aisyah. (An-Nasa’i [VII/70])
Abu Ya’la Al-Mushili meriwayatkan dengan sanad hasan dan hadist Aisyah ra, ia berkata, “Aku membawa khazirah (daging yang diiris kecil-kecil lalu dimasak dengan air, setelah mendidih dicampur dengan tepung gandum) untuk Nabi SAW. Aku lalu berkata kepada Saudah– sementara Nabi SAW berada di antara aku dan saudah, ‘Makanlah!’ Saudah tidak mau. Aku berkata, ‘Makanlah atau aku oleskan makanan ini ke wajahmu,’ Saudah tetap tidak mau. Aku akhirnya meletakkan tangan di atas khazirah lalu aku oleskan ke wajah Saudah. Nabi SAW tertawa, lalu beliau meraih tangan Saudah dan beliau letakkan di atas khazirah. Setelah itu, beliau berkata, ‘Oleslah wajah (Aisyah)!” Nabi SAW kembali tertawa. Setelah itu Umar lewat, ia memanggil-manggil, ‘Hai Abdullah! Hai Abdullah!’ beliau mengira Umar akan masuk, lalu beliau berkata, ‘Ayo sana, basuhlah wajah kalian berdua!” Aisyah berkata, ‘Sejak saat itu, aku segan kepada Umar karena sikap segan Rasulullah (kepadanya)’.”. ( HR. Abu Ya’la dalam Musnad-nya (VII/449]). []
Sumber: Biografi 35 Shahabiyah Nabi/Syaikh Mahmud Al-Mishri/Ummul Qura