MENGAJARKAN baca-tulis Al-Qur’an kepada anak merupakan tugas pokok orangtua, yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Kenyataannya, setiap keluarga menunjukkan sikap dan perilaku yang berbeda-beda.
Keluarga yang orangtuanya memang kurang dalam hal ini, tetapi kesadaran untuk membelajarkan anak-anaknya tinggi, dapat mendatangkan guru/ustadz secara khusus. Bahkan, maraknya TKA dan TPA semakin memberi kemudahan bagi orangtua untuk memberikan pendidikan agama.
Di lembaga-lembaga TKA/TPA diajarkan baca-tulis Al-Qur’an. Di samping itu, karena dunia anak-anak adalah dunia yang penuh dengan bermain, rekreasi, dan gembira dikembangkanlah materi bermain yang agamis melalui pola-pola tertentu untuk membantu keberhasilan pengajaran Al-Qur’an .
Dalam kaitan ini, aktivitas berkisah—apalagi tentang para nabi atau mereka yang saleh—yang rujukannya berasal dari Al-Qur’an sangatlah tepat dilaksanakan. Hal ini secara psikologis akan membantu keberhasilan pengajaran Al-Qur’an pada umumnya.
Tentu saja, aktivitas berkisah ini dapat membantu anak dan orangtua, apalagi jika keluarga itu memiliki ilmu pengetahuan serta kemampuan yang cukup dalam bidang agama. Dengan berkisah bersama anak-anak, akan terjalin komunikasi beragama yang hidup dan menggairahkan. Yang paling penting, transformasi dan sosialisasi sikap dan perilaku teladan dari Anda sebagai orangtua akan lebih menyerap dalam hati anak-anak. []
Sumber: Seni Berkisah Memandu Anak Memahami Al-Qur’an/Nunu Achdiyat/Rosda