SIAPA yang menginkan 10, infaqkan saja 1. Siapa menginfaqkan 1, ia akan dapat 10. Jika Anda punya uang 1 juta dan ingin mendapatkan uang dua juta, cukup Anda infaqkan 200 ribu, namun jika Anda menginginkan yang 10 juta, infaqkan saja semuanya yang satu juta.
Jika perusahaan menginginkan keuntungan hingga seratus maka Anda mesti menginfaqkan sebesar sepuluh juta, atau jika perusahaan Anda keuntungannya bersih 1 milyar menginginkan penambahan keuntungan hingga 2 milyar, perusahaan Anda mesti keluarkan infaq 200 juta.
Jika Anda sakit, dan sang dokter memberikan rincian biaya yang mesti dikeluarkan selama 1 bulan perawatan adalah 100 juta, maka untuk mempercepat kesembuhan infaqkan saja 10 juta.
Segera buktikan ayat-ayat Allah bahwa itu akan tergantikan 10 kali lipat bahkan bisa lebih dari 700 kali lipat, Anda mesti yakin. Berbagilah kepada sesama, kepada orang-orang yang di sekitar Anda yang lebih membutuhkan dan tunggulah keajaiban itu tidaklah lagi akan datang.
Jika itu terbukti, Anda mesti menjadi orang yang ketagihan dalam berinfaq. Lihatlah orang-orang yang disekeliling Anda yang lebih membutuhkan dari Anda. Kunjungilah orang-orang yang tak mampu,
Alihkan belanja Anda yang tadinya ke toko besar ke warung-warung kecil di sekitar Anda, belanja sayuran kepada tukang sayur keliling, mudah-mudahan itu akan lebih membantu mereka
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat.
Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq,” sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya),” (HR Bukhari 5/270).
Dari Abu Hurairah r.a: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: “Ya Rasulullah, sedekah manakah yang teragung pahalanya?” Rasulullah s.a.w. bersabda:
“jikalau engkau bersedekah, sedangkan engkau itu masih sehat, dan sebenarnya engkau merasa sayang mengeluarkan sedekah itu, karena takut menjadi fakir dan engkau amat mengharap-harapkan untuk menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda, sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkong lalu berkata: “Untuk si Fulan itu, yang ini dan untuk si Fulan ini, yang itu, sedangkan orang yang engkau maksudkan itu telah memiliki apa yang hendak kau berikan,” (Muttafaq ‘alaih). []
Disarikan dari berbagai sumber