Oleh: Dila Fadillah @Midwifedila
HARI ini saya mengira, saya adalah orang yang paling susah karna berbagai macam persoalan. Mumet, bingung, galau, putus asa dan keadaan emosional negatif lainnya yang ada di dalam pikiran dan tubuhku saat ini, seakan dunia benar benar tidak bersahabat dengan saya.
Sepulangnya tadi dari tempat kerja, saya bertemu dengan seorang kakek tua duduk di pinggir trotoar yang tertunduk lesu dengan pakaian yang kotor dan sudah tidak layak pakai. Saya iba melihatnya, ketika tepat didepan kakek tua itu saya keluarkan beberapa rupiah dan makanan yang ada didalam tas.
“Kek, ini buat kakek dimakan ya.” Kata ku. Tanpa berkata sedikitpun tiba tiba kakek tua itu dengan tongkatnya bangun dari duduknya dan mencium ubun – ubun saya. Saya yang masih sibuk membereskan tas terkejut bukan main.
“Makasih neng, semoga neng dibukakan pintu rezeki yang seluas-luasnya” kata si kakek lirih. Saya tidak bisa menjawab apa-apa selain air mata yang tiba-tiba jatuh.
Saya melanjutkan perjalanan menuju tempat pemberhentian shuttle BSD-Citra Raya dan duduk menunggu armada yang selalu setia mengantar jemput. Dalam duduk saya masih tak habis pikir dengan apa yang dilakukan kakek tua tadi, tapi saya merasa lega setelah bertemu dengan kakek tua tersebut, semua keadaan emosional negatif itu tiba tiba hilang. Ah, saya meneteskan air mata lagi, tak kuasa menahan air mata, saya berkata dalam hati, “Ya Allah ada apa ini? Kenapa kakek itu mencium ubun-ubun saya?,” saya terus berpikir dan bertanya tanya dalam hati.
Asik dalam lamunan dan sibuk dalam pikiran sendiri yang masih penuh tanda tanya, bapak berbadan besar duduk disebelah dan menyapa “Pulang kuliah, Mba?” sambil tersenyum.
“Ngga, pulang kerja pak.”
“Kerja dimana Mba? Mmm, Kelihatannya lagi pusing dengan kerjaan ya, Mba?”
“Di Bintaro pak. Biasalah pak. Namanya juga kerja.”
“Gak usah pusing Mba, saya minta tolong boleh yah. Tolong Mba jualin kapas-kapas kecantikan yang saya bawa, saya butuh uang Mba, nanti kalau sudah laku Mba sms atau telephon saya,” tanpa bicara apapun lagi tiba-tiba saya meng-iya-kan permintaan si bapak setengah baya itu.
Keesokan harinya sebelum berangkat kerja, saya titipkan semua kapas kecantikan punya si bapak ke toko dekat rumah. Dan tidak disangka ternyata sang pemilik toko langsung membayar dan tidak dihutangi. Alhamdulillah, saya langsung telefon bapak itu, saya bertemu dan langsung memberikan semua hasil penjualan kapas yang beliau titipkan.
Sesampai di tempat kerja, rasanya tidak karuan dengan suasana yang penuh dengan fitnah. Tapi salah satu teman bilang “Tenang mba, masalahnya sudah selesai”. Lalu ia menyampaikan semua penjelasan-penjelasan yang lainnya. Alhamdulillah, perasaan kacau itu seketika hilang dan diganti dengan senyum sumringah.
Ya Allah, Engkau benar-benar dekat, pertolongan-Mu benar-benar ada didekatku, Engkau tidak membiarkan saya sendiri. Ya Allah, Engkau menitipkan pertolongan-Mu melalui dua orang yang saya tolong tapi betapa saya tidak peka dengan itu. Ya Allah mungkin saya kurang menolong dan peduli terhadap sesama sampai Engkau mempertemukanku dengan orang-orang yang membuat masalah, urusan dan segala kesulitan berubah begitu mudah, itu semua karna Engkau yang Maha baik ya Allah. Saya mohon ampun padaMu. []