DIRIWAYATKAN bahwa seseorang pernah bertanya kepada Ibnu Mas’ud r.a. mengenai sebuah dosa yang dia kerjakan, apakah ia masih bertaubat? Ibnu Mas’ud berpaling darinya, lalu ia melihat kedua matanya berlinang air mata. Lalu ia berkata padanya, “Sesungguhnya surga memiliki delapan pintu. Semuanya terbuka dan tertutup, kecuali pintu taubat. Pintu itu dijaga seorang malaikat yang ditugaskan agar tidak pernah tertutup. Beramallah dan jangan berputus asa,”(Ihya, ‘Ulum Al-Din [3/118])
Hamdun Al-Qashshar berkata, “Jika engkau memiliki hutang sepuluh ribu dirham, dan engkau terus berupaya untuk melunasinya, maka, janganlah berputus asa bahwa Allah akan membayarkannya untukmu.” (Ihya, ‘Ulum Al-Din [3/3360])
Muhammad Ibn Ka’ab berkata, “Dosa besar itu ada tiga hal: engkau merasa aman dari siksa Allah, merasa putus asa dari rahmat Allah, dan merasa pesimis akan anugerah Allah SWT.” (Hilyah Al-Auliya [1/491])
Luqman berkata kepada anaknya, “Duhai anakku, takutlah keapada Allah dengan rasa takut yang tidak membuatmu putus asa dari rahmat Allah dan berharaplah kepada-Nya dengan harapan yang tidak membuatmu aman dari siksa Allah.” (Quwwah Al-Qulub, Abu Thalib Al-Maliki [1/332])
Ibnu Juzi berkata, “Janganlah berputus asa dari harapan, karena awal dari hujan adalah tetesan kecil, kemudian tumpah dengan deras.” ( Al-Lathaif[1/16])
Ia juga berkata, “Jika engkau kehilangan hatimu, janganlah putus asa akan keberadaannya.” ( Al-Lathaif[1/22])
Ia juga berkata, “Bersungguh-sungguhlah dalam mencari tungganganmu yang hilang. Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Betapa banyak orang yang selamat dari bibir jurang kehancuran.” ( Al-Lathaif[1/31])
Abdul Wahid ibn Zaid berkata, “Duhai Dzat yang mencurahkan nikmat-Nya datang dan pergi bagi ahli maksiat kepada-Nya, bagaimana bisa berputus asa seorang mahabbah kepada-Nya?”
Abu Thalib Al-Maliki berkata, “Mungkin Allah akan menganggap baik satu sifat yang dimiliki seorang hamba, sehingga gugurlah seratus sifat buruk yang disifati manusia. Renungkanlah. Janganlah seseorang hamba berputus asa dari karunia Tuhannya dan janganlah memutuskan tali harapan-Nya.” (Quwwah Al-Qulub [1/448]).
Dzunnun Al-Mishri berkata dalam doanya, “Ya Allah, kepada-Mu-lah kehendakku dilabuhkan, kepada-Mu-lah kebutuhanku aku pintakan hanya dari-Mu aku mohon pengabulan. Di Tangan-Mu semua kunci masalahku. Aku tidak akan meminta kebaikan selain dari-Mu, tidak akn berharap selain kepada-Mu, dan aku tidak akan putus asa dari rahmat-Mu setelah aku mengetahui luasnya karunia-Mu.” (Hilyah Al-Auliya [9/333])
Ibnu Ustmani berkata, “Jika hati sudah diliputi rasa putus asa, maka ia akan merasa frustasi dan tidak akan sampai pada tujuannya.” (Al-Dhiya Al-Latif min Al-Khuthabah Al-Jawami’ [3/311]). []
Sumber: Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah/Ahmad Abduh ‘Iwadh/Salamadani