MENURUT Adz-Dzahabi, orang berilmu menjaga lisannya karena Allah. Jika tkajub pada biacaranya, dia diam; jika takjub pada diamnya, dia bicara. Ucapan Asy-Syafi’i untuuk renungan pagi ini, “Aku sangat ingin agar manusia memahami ilmu ini dan tak menyadarkan padaku sedikit pun.” Bukan ilmu sejati, jika membuatmu merasa lebih tinggi. Bukan pemahaman hakiki, jika membuatmu enggan belajar lagi.
Tingginya cita, menyempitkan waktu santaimu. Dalamnya ilmu, meluaskan jalan baktimu. Ketika ilmu yang dibincangkan lebih banyak daripada yang diasup seharian; hampa dan ngilu menyesak kerongkongan. Tabiat ilmu berlelah-lelah. Sebab ia jalan tuk naik ke ketinggian; pendakiannya terjal;, udaranya menipis, sesak dan payah.
Walau terlanjur dianggap berilmu, jangan malu mengatakan “Aku tak tahu!” dengan begitu Allah yang akan jadi Gurumu. Jagalah ilmu dengan amal. Jagalah amal dengan ikhlas. Jagalah ikhlas dengan istiqamah. Jagalah istiqamah dengan ihsan. Kesalahan para muda; mengira kecerdasan penentu pengalaman. Kesalahan para tua; mengira pengalaman penentu kecerdasan. []
Sumber: Menyimak Kicaau Merajut Makna/Salim A. Fillah/Pro-U Media