Oleh: Herri Mulyono
SAMPAI kemarin pulang, kakak saya masih geleng-geleng kepala tentang ajaibnya £1 (satu pound sterling/pon) yang bisa setara dengan harga baju baru dengan kualitas yang proporsional. Lebih dari itu, £1 bisa menyabet blazer Zara Basic!
“Kok bisa ya harga baju baru bisa sama dengan harga dua papan roti tawar?” pikirnya. Dan pertanyaan itu diulang lagi pagi hari ketika kami berangkat ke Manchester Airport untuk kembali ke tanah air.
Adikku pun juga mengajukan pertanyaan yang sama, “Kok bisa ya?”
“Itu tandanya, negara sangat berkasih sayang terhadap warga negaranya,” saya menjawab ringan sambil berbenah merapikan mainan anak-anak yang berserakan di ruang tamu.
“Segala kebutuhan pokok dibuat murah, dan dapat dinikmati oleh setiap warga negara, effortlessly! Tanpa susah payah, dan tanpa mengemis kepada negara.”
“Negara yang melayani warganya.”
“Dan satu pon adalah wujud satu cinta, cinta ajaib yang dibuat oleh sang penguasa untuk warga negaranya!!” Aku sedikit menambahkan.
“Satu pon adalah sebuah cinta ajaib, mungkin juga tanda sejuta cinta.”
Ya, sebuah nilai dari £1 itu untuk dua papan roti, bahkan bisa tiga atau empat. Terlebih kalau mendekati expired date. Ingat loh, baru mendekati, bukan sudah expired.
£1 itu satu liter susu segar, atau ditambah 20-30p bisa mendapatkan 3.4 liter susu, asal kuat meminumnya.
£1 itu berarti dua kantong buah anggur, boleh anggur merah juga yang hijau, bisa pilih yang seedless atau tidak, atau yang kecil-kecil atau ukuran jempol.
£1 juga bisa untuk bawa pulang dua pack strawberry yang besar-besar, manis sedikit asam rasanya. Pas sekali untuk dibuat jus dengan ditambah susu.
£1 juga bisa untuk beli coklat, bukan satu, tapi tiga pack bila di Morrison atau mungkin Asda. Tinggal pilih yang dark atau dicampur dengan susu.
£1 itu juga bisa bernilai satu loyang Pizza ukuran medium, dengan cheese dan taburan tomat, cukup buat perut from zero to?
£1 (tambah 79p) itu bisa beli 5 wings fried chicken dengan kentang bertabur Mayonnaise dan saus tomat, dengan ditemani Tango rasa jeruk. Atau kalau mau tambah sedikit, bisa menikmati dua ayam goreng, apalagi bila si penjual berbaik hati dengan berkata “special”, satu potong ayam saja sudah kenyang, bagaimana bila dua!
Satu pon dari tahun 2012 pertama aku datang, ya sama dengan satu pon tahun 2015. Tidak beda! Tidak dipengaruhi musim summer, winter, semi, senja, musim haji, musim durian, musim puasa dan apalagi musim lebaran.
Satu pon ya tetap satu pon. Apalagi kalau sudah masuk musim sale nilainya satu pon bisa naik lebih berharga. Mulai dari winter sale, summer sale, atau kalau di pasar tradisional mendekati jam3-4pm, dengan £1 bisa menjadi raja bukan menjadi tambah miskin.
Kalau kata ekonom kita, bapak Faisal Basri, realitas satu pon ini adalah wujud social protection penguasa terhadap rakyatnya. Penguasa menjaga rakyatnya, dimulai dari kebutuhan pokok sehari-hari, lalu beranjak pada kesehatan, pendidikan dan seterusnya. Penguasa menjaga agar kekayaan yang dimiliki rakyatnya adalah benar-benar kekayaan real, yang tetap memiliki nilai. Rakyat membayar pajak demi kelangsungan negara, dan sebagai imbal baliknya, penguasa melayani rakyat dengan sebaik-baiknya.
Satu pon benar-benar cinta ajaib. Ternyata benar kata mas Nur teman baikku, kalau satu pon saja sudah bisa membuat jatuh cinta dan bahagia, bagaimana bila punya dua pon, tiga, sembilan, atau seratus pon, pasti lebih bahagia.
Semoga esok bisa ku temukan realitas satu pon sejuta cinta di negaraku. Aamiin. []