PALESTINA—Untuk pertama kalinya para insinyur Palestina berhasil membangun pembangkit listrik tenaga limbah di kota Nablus di Tepi Barat, Kantor Berita Wafa melaporkan pada Sabtu (8/7/2017).
“Air limbah dan air buangan yang berasal dari bagian barat Nablus, dan juga dari lima desa dikumpulkan di stasiun ini. Dalam sehari air limbah berjumlah sekitar 10 meter kubik, yang digunakan untuk mengairi lahan pertanian dan perkebunan,” lapor Wafa.
Namun, yang membuat stasiun ini unik adalah ia juga digunakan untuk menghasilkan listrik dari gas metana yang berasal dari pengolahan limbah.
Selain bisa untuk mengolah air limbah, stasiun ini juga mampu menghasilkan tujuh megawatt listrik sehari. Artinya pemerintah kota juga akan dapat menghemat 1000 euro per hari untuk listrik yang biasa dibeli dari Israel untuk menjalankan pabrik tersebut.
Manajer pabrik dan kepala proyek Jerman di Nablus, Suleiman Abu Ghoush, mengatakan kepada Wafa bahwa gagasan untuk memproduksi listrik dari gas metana awalnya tidak ada dalam proyek. Namun, setelah diteliti, jumlah gas metana yang diproduksi akan cukup untuk menghasilkan listrik untuk menjalankan stasiun pengolahan limbah.
Abu Ghoush mengaku bahwa stasiun tersebut merupakan salah satu kisah sukses pemerintah kota Nablus. Pasalnya anak negeri mampu menghasilkan sumber energi alternatif permanen yang bersumber dari limbah.
Dengan keberhasilan proyek ini, pemerintah kota Nablus berencana membangun pabrik pengolahan lain di sisi lain kota yang juga bisa menghasilkan listrik dan air yang cukup untuk melayani penduduk kota. []