• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 15 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sosok

Ahmad Hassan, Tokoh Persis yang Menyejarah

Oleh Saad Saefullah
8 tahun lalu
in Sosok
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Suara Masjid

Foto: Suara Masjid

1.6k
BAGIKAN

 

AHMAD Hassan adalah salah satu tokoh pendiri Islam. Ia adalah tokoh utama organisasi persatuan Islam (Persis). Ia terkenal sebagai ulama yang sangat militan, teguh pendirian, dan memiliki kecakapan luar biasa. Kita hanya baru mengenalnya secara sekilas saja. Oleh karena itu, untuk mengobati rasa penasaran kita tentang beliau, mari kita kenali lebih dekat mengenai beliau.

Ahmad Hassan atau A Hassan bin Ahmad lahir tahun 1887 di Singapura. Ayahnya bernama Ahmad yang berasal dari India dan dan bergelar Pandit. Ibunya bernama Muznah yang berasal dari Palekat Madras, tetapi lahir di Surabaya. Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya ketika Ahmad pergi berdagang ke kota itu dan kemudian menetap di Singapura.

Pada usia 12 tahun, A Hassan belajar mandiri dengan bekerja di sebuah toko milik iparnya. Sambil bekerja, ia menyempatkan diri belajar privat dan berusaha menguasai bahasa Arab sebagai kunci untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam. Dia juga mengaji pada Haji Ahmad di Bukittiung, dan pada Muhammad Thaib, seorang guru yang terkenal, di Minto Road.

ArtikelTerkait

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

Ibnul Jazari, Bapak Imu Tajwid

Ahmad Hassan banyak mempelajari ilmu nahwu dan sharaf dari Muhammad Thaib. Sebagai orang yang keras kemauannya dalam menuntut ilmu, ia tidak keberatan jika harus datang dini hari sebelum Subuh. Namun, karena merasa tidak ada kemajuan setelah kira-kira empat bulan belajar nahwu dan sharaf, ia memutuskan untuk beralih mempelajari bahasa Arab pada Said Abdullah al-Musawi selama tiga tahun.

Selain itu, ia juga belajar kepada pamannya, Abdul Lathif (seorang ulama yang terkenal di Malaka dan Singapura), Syekh Hasan (seorang ulama yang berasal dari Malabar), dan Syekh Ibrahim (seorang ulama dari India). Beliau mempelajari dan memperdalam Islam dari beberapa guru tersebut sampai kira-kira tahun 1910, menjelang usia 23 tahun.

Selain memperdalam ilmu agama Islam, dari tahun 1910 hingga tahun 1921, Ahmad Hassan melakukan berbagai macam pekerjaan di Singapura. Dari tahun 1910 sampai tahun 1913, ia menjadi guru tidak tetap di madrasah orang-orang India yang terletak di Arab Street, Baghdad Street, dan Geylang Singapura. Ia juga menjadi guru tetap di Madrasah Assegaf di Jalan Sulthan. Sekitar tahun 1912-1913, ia menjadi anggota redaksi surat kabar Utusan Melayu yang diterbitkan oleh Singapore Press.

Ahmad Hassan bukanlah tokoh tersohor yang aktif dan populer akan sumbangsihnya di bidang politik. Ia memilih pokus untuk membina kawula muda dari segi kapasitas agama. Natsir, adalah muridnya yang sangat populer akan pemikiran dan pribadi yang sangat religius. Atas nasihat Hassan sebagai mentor bagi Natsir, Natsir yang pandai berbahasa Belanda mendebat pendeta yang menyudutkan Nabi Muhammad SAW melalui surat kabar yang beredar ketika itu. Aksi ini mendapat dukungan penuh dari Hassan dan juga mentor Natsir yang lain yakni K.H Agus Salim.

Tak hanya Natsir yang banyak belajar kepada Hassan terkait ilmu agama, presiden pertama Indonesia yakni Soekarno juga belajar agama kepada Hassan. Meski Soekarno tidak mewarisi pemikiran Hassan, namun Hassan tak kenal lelah untuk terus menularkan ilmu agama kepadanya. Hubungan Hassan dan Soekarno semakin terlihat ketika Soekarno diasingkan ke Endah, Flores, oleh pemerintahan Belanda. Soekarno acap kali berkorespondensi kepada Hassan terutama menyangkut masalah-masalah agama.

Kumpulan surat-menyurat Soekarno kepada Hassan diabadikan dalam buku “Di bawah Bendera Revolusi Jilid 1”. Hassanlah yang setia mengirimkan Soekarno majalah dan buku-buku Islam untuk menemani hari-hari sepinya Soekarno selama pembuangan.

Ahmad Hassan adalah orang yang konsisten akan pemikiran dan gagasannya. Pemahaman dan pemikirannya senantiasa berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah. Gagasan dan pemikiran kenegaraan juga tak pernah ia pisahkan dengan konsep Islam. Bagi Hassan, Islam adalah agama syumul yang mengatur segalanya termasuk hal-ihwal kenegaraan.

Ketika Soekarno merumuskan konsep Nasionalisme yang memisahkan peran agama, Hassan pun menolak. Nasionalisme ala Hassan, ketika kecintaan kita kepada bangsa dan tanah air kita, kita landaskan kepada Islam. Suatu negara tidak boleh melandaskan prinsip kenegaraannya hanya berdasarkan kepentingan rakyat saja namun harus ada kepentingan dan cita-cita mulia Islam didalamnya. Gagasan inilah yang diwariskan kepada murid kesayangannya, Natsir.

Tahun 1936 didirikannya MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) sebuah wadah perjuangan Islam yang menyatukan berbagai macam ormas Islam. Didalamnya bergabung NU, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam, dan hampir semua ormas Islam lainnya kecuali Ahmadiyah. Tiga tahun berselang, diadakan Kongres Islam di Solo yang membicarakan berbagai persoalan agama dan politik termasuk aliran sesat dan beberapa kasus yang menghina Islam.

Persis dipilih sebagai ketua komisi untuk membahas kasus aliran sesat dan kasus yang menghina Islam ketika itu. Pemilihan dan pengangkatan ini tak lepas atas sumbangsih Hassan yang berhasil membuat persis disegani dan dihormati oleh ormas Islam lainnya.

Ahmad Hassan memiliki reputasi yang cukup memikat karena berani berhadapan langsung dengan aliran-aliran sesat di Indonesia. Tahun 1933, Hassan berdebat dengan Ahmadiyah dan diliput secara nasional. Bisa dibilang, persis menjadi tersohor dan sangat disegani ketika itu tak terlepas dari peran besar tokoh yang menyejarah dan monumental yakni Ahmad Hassan. Sosok Ahmad Hassan layak disejajarkan dengan tokoh pergerakan lainnya; Cokroaminoto, Agus Salim, Wahid Hasyim, dan sebagainya. []

Sumber: eramadina/abdaz

Tags: ahmad hasanPersis
Share1648SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

NRC: 35 Ribu Warga Gaza masih Terlantar

Next Post

Wartawan AS: Qatar ‘Tumbal’ Kebijakan Anti-Israel

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Imam Ahmad, Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Ibnu Katsir, Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

15 April 2025
Sulaiman Al-Qanuni,

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

1 Desember 2024
Abu Bakar, Nuaiman bin Amr,Umair bin Wahab Al-Jumhani

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

14 Oktober 2024
Ibnul Jazari, Bapak Imu Tajwid 1

Ibnul Jazari, Bapak Imu Tajwid

10 September 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails

4 Ayat Alquran tentang Keindahan Alam Semesta

Oleh Eneng Susanti
10 Oktober 2024
0
Ayat Alquran yang jadi bacaan doa sebelum tidur, Ayat Alquran tentang Keindahan Alam, ayat yang mengingatkan tentang akhirat, ayat alquran tentang bersyukur

Ayat Alquran tentang Keindahan Alam

Lihat LebihDetails

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0
Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

Padahal, mengungkit dosa masa lalu seseorang yang sudah bertaubat adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam dan sangat dibenci Allah.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.