Fenomena saat ini, peran perempuan mulai nampak dibanding dengan zaman orang tua kita dulu mungkin, tingkat pendidikan perempuan makin tinggi, karir perempuan makin terbuka hingga pendapatan ekonomi perempuan bisa jadi lebih baik dari laki-laki.
Di sisi lain, dengan kelebihan kecerdasan dan ekonominya, ternyata ada sebagian menggoyahkan beberapa peran termasuk peran dalam rumah tangga. Istri mulai muncul keberanian untuk menolak, keinginan suami mulai diatur oleh istri, nasihat sudah tidak ampuh lagi, bahkan mulai berani mengambil tongkat komando, istri yang memerintah (walau dengan bahasa tidak langsung) dan mengatur kebijakan rumah tangga, seperti membuka ruang diskusi padahal istri sedang mendominasi.
Istri bukan tidak boleh pintar atau tidak boleh kaya, tetapi tetap saja peran utama istri tidak boleh berubah karena sama memiliki atau bahkan lebih dari apa yang di miliki oleh suami. Sejarah mencatat bahwa Siti Khodijah itu istri cerdas dan kaya, tapi tidak lantas beliau menjadi dominan dalam rumah tangga, tetap saja beliau sebagai istri dan memosisikan diri sebagai istri. Itulah mungkin yang digambarkan ciri akhir zaman oleh Rasulullah SAW, “Apabila harta rampasan perang (al fai’) hanya dibagikan di kalangan orang-orang kaya, seorang suami takut kepada istrinya dan durhaka terhadap ibunya dan seseorang lebih dekat kepada temannya daripada ayahnya sendiri,” (HR. Tirmidzi).
Saya terusik dengan sebuah penelitian skripsi mahasiswa yang menjelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sertifikasi guru dengan gugatan perceraian, juga laporan berita online nasional yang mewawancarai salah seorang kepala BKD di daerah tertentu menyebutkan bahwa permintaan cerai dari guru perempuan meningkat setelah adanya sertifikasi.
Inilah tantangan berat istri-istri di akhir zaman, ketika kenikmatan pendidikan semakin dirasakan, keadaan ekonomi semakin membaik, godaanpun semakin meningkat, setan terus membisiki kamu bisa sendiri, kamu mampu tanpa bantuan suami. Permasalahan kecilpun bisa meledak, karena istri sudah tidak takut lagi dengan kata talak.
Jalan tebaik yang bisa menyelamatkan semuanya adalah agama, kembalilah kepada aturan agama, inilah yang akan menyelematkan dan membahagaikan kita di dunia dan akhirat. Mari kita renungkan sabda yang mulia Rasulullah Muhammad SAW.
“Saya melihat neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari ini. Dan saya melihat penghuni terbanyak dari kalangan wanita.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Kenapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Karena pengingkaran mereka.” Beliau ditanya, “Apakah karena ingkar kepada Allah?” Beliau bersabda, “Mereka membangkang dan mengingkari kebaikan suami. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun, lalu ia melihat darimu sesuatu (yang tidak disukai), maka ia berkata, ‘Saya belum pernah melihat darimu kebaikan sama sekali,’” (Riwayat Bukhari).
“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad)
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Wallohua’lam, selamat hari Jum’at Mubarak