ISTILAH berkah sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Istilah ini disematkan pada banyak objek, mulai dari pernikahan, rezeki, ilmu, hingga makanan.Lalu, apa sebenarnya berkah atau keberkahan itu?
Kata berkah berasal dari kata kerja madhi (kata kerja yang merujuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lalu) yaitu‘baraka.’ Kata ini, menurut Ar-Raghib Al-Asfahnni, seorang pakar bahasa al-Quran, dari segi bahasa mengacu kepada al-Luzum (kelaziman), bermakna pula ats-Tsubut (ketetapan atau keberadaan) dan tsubut al-khayr al-ilahy (adanya kebaikanTuhan). Senada dengan Al-Asfshani, Lewis Ma’luf, juga memaknai kata Baraka sebagai menatap pada sesuatu.
Dari pemaknaan ini muncul istilah ‘birkah,’yaitu tempat air pada kamar mandi. Tempat air tersebut dinamakan birkah karena ia menampung air sehingga dapat menetap atau terkumpul di dalamnya.
Dari kata al-birkah inilah Muhammad bin shalih al-utsaimin mengartikan berkah sebagai kebaikan yang banyak dan tetap atau tetapnya kebaikan Allah SWT terhadap sesuatu. Hampir senada dengan Al-Utsaimin, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah memaknai berkah sebagai kenikmatan dan tambahan.
Ketika hendak makan, kita memohon agar rezeki yang kita nikmati diberkahi Allah SWT.Apa artinya? Kita makan bukan sekadar menangkal rasa lapar dan memenuhi selera, tetapi juga untuk menjaga ketaatan kepada-Nya.Dengan makan, kita berharap bisa konsisten dalam ketakwaan.Dengan makan, kita bisa makin mantap beribadah.
Dalam beberapa riwayat, terungkap pesan Rasulullah SAW bahwa ada beberapa hadits yang berpotensi mendatangkan keberkahan. Salah satunya adalah makan bersama-sama dan makannya dimulai dari pinggir.
Rasulullah SAW bersabda, “Berkumpullah kalian menikmati makanan dan sebutlah nama Allah kalian, niscaya kalian akan diberkahi padanya.” (HR Abu Daud, Ahmad, danIbnumajah).
Dalam hadits lain, Beliau SAW bersabda, “Barakah itu akan turun di tengah-tengah makanan. Maka makanlah dari pinggir jangan dari tengah. (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Abu Daud). Rasulullah SAW juga memerintahkan kita untuk menjilatjari-jarisetelah makan karena kita tidak tahu mana di antara makanan tersebut yang mengandung berkah. “Takarlah makanan itu, maka kalian akan diberkahi padanya.” (HR Bukhari). []