Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wadah berisi air wudhu dan hajat beliau. Ketika ia membawanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapa ini?” “Saya, Abu Hurairah”, jawabnya. Beliau pun berkata, “Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek).” Abu Hurairah berkata, “Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?” Beliau bersabda, “Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan,” (HR. Bukhari no. 3860).
JIN juga merupakan makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia juga membutuhkan makanan dan minuman untuk menyambung hidup. Ya, rezeki pemberian Allah juga mereka butuhkan. Dan Allah memberikan mereka rezeki dari cara yang berbeda dari manusia. Lalu, seperti apakah jin memperoleh rezeki?
Sebuah hadis menjelaskan bahwa rezeki jin sebenarnya sering kita temui bahkan berada di sekitar kita. Apabila seseorang makan makanan yang halal tetapi tidak melafalkan nama Allah, yakni bismillah maka makanan itu merupakan rezeki bagi jin. Hal inilah yang menjadi waspada, inilah rayuan jin kepada manusia. Mereka merayu agar manusia tidak membaca bismillah sebelum makan agar makanan itu menjadi rezeki bagi mereka.
Pada suatu hari, Umar bertanya kepada salah satu jin yang ditawan mengenai apa yang dimakan dan apa yang diminum. Kemudian mereka menjawab bahwa mereka makan kacang dimana pemakannya tidak melafalkan bismillah sebelum makan. Sedangkan untuk minumnya, mereka minum Jadaf.
Jadaf merupakan tumbuhan yang tumbuh di Yaman dan tidak memerlukan air ketika memakannya. Ada juga yang mengartikan bahwa Jadaf adalah makanan yang dapat dimakan oleh unta tanpa memerlukan air setelah memakannya. Tapi ada juga yang mengatakan jika Jadaf adalah minuman yang tidak membuat tersedak.
Jin mendapatkan rezeki layaknya manusia mendapatkan rezeki berupa makanan, minuman, atau barang apapun itu. Mungkin bedanya adalah apa yang menjadi rezeki jin terkadang tidak bisa dilihat dengan mata. Mungkin inilah hal yang mengurangi keberkahan rezeki.
Sebuah hadis menjelaskan bahwa apabila ada tulang yang jatuh ke tangan manusia tapi tidak dengan lafal bismillah merupakan daging yang baik untuk para jin. Selain itu, kotoran juga merupakan rezeki bagi mereka. Apabila terdapat binatang yang mengeluarkan kotoran, maka kotoran tersebut merupakan makanan bagi binatang peliharaan jin.
Hadis tersebut menganjurkan kepada kita bahwa jangan sampai kita menggunakan tulang ataupun kotoran hewan untuk membersihkan kotoran. Hal ini dikarenakan keduanya merupakan rezeki bagi para jin. Rasulullah menyebut jin di sini sebagai saudara-saudara manusia.
Sebagai seorang muslim, kita harus tahu dan memahami mengenai hal ini. Di dunia ini kita tidak hanya hidup dengan sesama manusia, tetapi juga hidup bersama jin. Allah telah memberikan bagian masing-masing untuk setiap manusia ataupun jin. Seperti halnya manusia, jin juga diberikan rezeki oleh Allah. Rezeki mereka dapat berupa makanan, minuman atau lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut, hendaknya kita membiasakan berdoa sebelum makan atau minum, paling tidak dengan mengucapkan bismillah. Selain itu, sebagai manusia janganlah kita rakus dan tamak. Allah telah menetapkan bahwa tulang dan kotoran hewan merupakan rezeki bagi jin. Oleh karena itu, jangan mengambil rezeki mereka. []