YERUSALEM–Dalam aksi demonstrasi menentang penutupan Masjid Al-Aqsha, tiga orang Palestina dinyatakan tewas sementara 140 orang lainnya luka-luka.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, kejadian pertama menewaskan Muhamd Mahmoud Sahraf, seorang remaja Palestina berusia 18 tahun, di Ras al-Amud, Yerusalem Timur.
Kejadian kedua menewaskan pria Palestina seusai shalat Jumat (21/7/2017) kemarin. Korban atas nama Muhamad Mahmoud Khalaf itu meninggal di rumah sakit terdekat.
Adapun korban ketiga, Muhamad Hasan Abu Ghanam, juga tewas setelah terlibat bentrok dengan aparat militer Israel di Tepi Barat.
Dalam beberapa hari terakhir, militer Israel kian memperketat keamanan di Masjid Al-Aqsha. Bahkan, Israel melarang Muslim yang berusia di bawah 50 tahun untuk memasuki kawasan suci bagi umat Islam itu.
Para tentara itu menyiapkan alat deteksi logam untuk menyaring para jamaah masjid. Mereka juga sempat menembakkan amunisi, gas air mata, dan peluru karet untuk menghalau massa yang memprotes.
Usai waktu shalat Jumat (21/7/2017), massa mulai bertambah banyak. Luapan emosi makin terasa karena tindakan refresif tentara Israel. Dalam sebuah video merekam bagaimana seorang aparat Israel menendang seorang Muslim yang sedang menunaikan shalat di atas jalan, lokasi shalat Jumat.
Sebanyak 3.000 petugas kepolisian Israel terus berkeliaran di sekitar Masjid Al-Aqsha. Para tokoh Muslim dari penjuru dunia mengutuk keras cara-cara militer Israel menghalang-halangi akses Masjid Al-Aqsha.
Pemimpin Hamas Ismail Haniya memperingatkan Israel agar tidak melintasi ‘garis tegas’ (red line) yakni kompleks Masjid al-Aqsa.
“Kepada Zionis musuh kita, saya katakan dengan jelas, Masjid Al-Aqsha dan Yerusalem adalah garis tegas. Jelas-jelas garis tegas,” kata Ismail Haniya, demikian dilaporkan Aljazeera, Jumat (21/7/2017). []