Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diminta segera bersidang untuk mengatasi masalah perseteruan Israel dan Palestina di Yerusalem.
Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB segera bersidang untuk membahas krisis yang ada di sekitar kompleks Masjid Al Aqsa.
“Indonesia meminta kepada PBB, kepada Sekjen PBB, agar Dewan Keamanan PBB segera melakukan sidang untuk membahas krisis yang ada di komplek Masjid Al Aqsa,” kata Presiden RI Joko Widodo di Yogyakarta pada Sabtu (22/7/2017).
Selanjutnya, tiga negara lain seperti Swedia, Prancis, dan Mesir, juga melontarkan permintaan serupa kepada PBB.
“Pertemuan itu sangat penting untuk mencari cara bagaimana menurunkan ekskalasi di Yerusalem,” kata koordinator urusan politik Swedia, Carl Skau, seperti dilansir kantor berita AFP.
Memanasnya situasi di kawasan Yerusalem terjadi setelah pasukan keamanan Israel memasang detektor logam di area Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Mereka melakukan pemasangan tersebut setelah penikaman terhadap dua polisi Israel yang bertugas di sana.
Selain itu, terdapat pembatasan bagi yang hendak memasuki area Bait Suci, di mana masjid Al Aqsa ada di dalamnya. Hanya pria berusia di atas 50 tahun dan perempuan semua umur yang diberikan akses masuk.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga memerintahkan untuk menarik semua kontak resmi dengan Israel sampai detektor logam di area masjid Al Aqsa dipindahkan.
Kekerasan meningkat akibat pemasangan detektor logam tersebut. Tiga warga Palestina tewas ditembak dan akibat kekerasan lain. Kemudian disusul tewasnya tiga tentara Israel akibat ditikam saat makan malam, pada Jumat (21/7/2017). Militer Israel pun mengirimkan pasukan tambahan ke Tepi Barat dan merangsek ke rumah tersangka penikaman di Desa Khobar.
“Saudara si pelaku ditangkap,” kata seorang juru bicara militer Israel, seperti dikutip Reuters. Tentara Israel kemudian membatasi gerak-gerik masyarakat di desa itu.
Polisi Israel berhadapan dengan warga Palestina pengunjuk rasa yang melempari mereka dengan batu dan botol di Yerusalem. Untuk membubarkan mereka, polisi menggunakan granat kejut, gas air mata, dan meriam air.
Kekerasan berlanjut di Tepi Barat. Seorang Palestina tewas terkena api di Al-Azariya di utara Yerusalem, seperti dilansir Kementerian Kesehatan Palestina. []