YERUSALEM—Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana untuk menutup kantor berita Al-Jazeera di Yerusalem. Wacana penutupan kantor berita itu ditenggarai dengan intensnya pemberitaan Al-Jazeera terkait kekerasan israel di Al-Aqsa.
“Saya telah menginstruksikan (penegak hukum) untuk menutup kantor Al-Jazeera karena mempromosikan kekerasan di atas Temple Mount (Haram Ash Sharif/Al-Aqsa-red),” tulis Netanyahu di halaman Facebook-nya, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (27/7/2017).
“Jika itu tidak dimungkinkan oleh undang-undang saat ini, saya akan menerbitkan undang-undang yang diperlukan di Knesset untuk menghentikan Al-Jazeera,” lanjut Netanyahu.
Seperti diketahui Israel menutup Masjid Al-Aqsa, kompleks situs suci umat Islam dan Yahudi -kompleks itu disebut juga dengan Temple Mount- dan melarang pelaksanaan ibadah shalat Jum’at berjamaah untuk pertama kalinya dalam hampir lima dasawarsa.
Masjid tersebut kemudian dibuka kembali setelah sebelumnya dipasang detektor logam dan kamera di gerbangnya oleh Israel.
Pemasangan dtektor loam itu sendiri kemudian menuai protes yang meluas, hingga terjadi aksi represif dan demonstrasi menolak keberadaan alat pengaman itu.
Tercatat delapan Muslim Palestina syahid dalam bentrokan tersebut, namun Israel bersikukuh menolak untuk mencopot detektor tersebut. Isarel mengklaim bahwa tindakan pengamanan itu, serupa dengan prosedur yang digunakan di tempat-tempat suci lainnya di seluruh dunia.
Setelah tekanan internasional meluas, kabinet keamanan Israel memutuskan untuk mencopot detektor logam namun menggantinya dengan sistem keamanan lainnya. []