ISRAEL—Perdana Menteri Israel Banyamin Netanyahu dilaporkan telah mengancam akan melarang operasional televisi Al-jazeera pada Jumat (28/7/2017). Ancaman ini sebagai bentuk kemarahan Netanyahu karena Al-jazeera getol mengangkat berita soal krisis Al-Aqsha dan memprovokasi perlawanan terhadap Israel.
Melalui akun pribadinya di Facebook, lebih dari sekali Netanyahu mengarahkan agar peraturan yang ada bekerja untuk menutup kantor televisi Aljazeera di Al-Quds. Ia mengisyaratkan, tidak mungkin hal tersebut disebabkan karena keterbukaan hukum. Dirinya akan mendorong secara konstitusi undang-undang untuk televisi tersebut dari Israel (Palestina jajahan).
Sebelumnya, Netanyahu telah menggelar musyawarah untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan untuk menutup kantor jaringan Aljazeera pada 12 Juni 2017. Hadir di sana sejumlah pejabat senior dari kalangan aparat keamanan dan intelijen serta pihak-pihak terkait.
Sebuah radio Israel menyebutkan, pertemuan membahas penutupan kantor Aljazeera dengan alasan melakukan provokasi melalui media. Israel berupaya memanfaatkan situasi Qatar sebagai negara terisolir dari Saudi, UEA dan Mesir. Negara-negara tersebut juga telah menutup kantor televisi tersebut.
Menteri pertahanan Israel, Evigdor Liberman menyerang Aljazeera dalam seminarnya bulan lalu serta menudingnya melakukan propaganda Nazi. []