LELAKI setia bukan hanya tertarik pada satu wanita. Bukan tak terpincut oleh pesona wanita lain. Bukan pula tak ada wanita cantik selain istrinya.
Tertarik itu ada, tetapi ia mampu mengelola ketertarikannya, meramu perasaannya, dan mengolah gejolak jiwanya menjadi hidangan indah penuh barakah.
Teramat banyak goda syahwati dalam menjalani hidup ini.
Adalah manusiawi ketika seorang suami tertarik pada wanita selain istrinya. Namun, agama memberi batasan di sini, bahwa nafsu mesti disikapi dengan bijak dan akhlak yang terpuji.
Suatu hari Rasulullah Saw menemui para shahabatnya dalam keadaan basah rambutnya, bersih tubuhnya, dan segar badannya. Beliau SAW usai mandi dan berkeramas.
Beliau Saw bercerita: “Ada seorang wanita lewat di hadapanku, tiba-tiba muncul syahwat dalam hatiku. Maka aku temui sebagian istri-istriku, dan aku lampiaskan hasrat padanya. Yang demikian itulah hendaknya kalian lakukan, karena di antara amal-amal kalian yang tersempurna adalah mendatangi yang halal.” (H.r. Ahmad dan Thabrani)
Senada dengan hadis di atas, pada kesempatan yang lain Rasulullah Saw bersabda, “Jika salah seorang dari kalian kagum terhadap seorang wanita dan menjadikan tertarik hatinya, maka datangilah istrinya dan bergaullah dengannya karena hal itu bisa meredam gejolak nafsunya.” (H.r. Muslim dan Ahmad)
Sebagaimana fitrahnya, manusia tertarik pada lawan jenisnya. Lelaki yang sudah beristri pun bisa tertarik pada pesona wanita lain.
Sebagaimana kisah di atas, Rasulullah Saw mengajarkan kepada para suami; bila suatu saat seorang suami tertarik pada wanita lain, hendaklah ia mendatangi istrinya.
Mengapa demikian?
“Karena apa yang ada pada istrinya juga ada pada wanita itu.”
Demikian Rasulullah Saw menjelaskan sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Hibban, Darimi, dan yang lainnya. Sanad hadis ini dinilai shahih oleh Syuaib al-Arnauth.
Ah, bukan bagian sy membahas kedudukan derajat hadits, biarlah ini menjadi bagian para ulama yang menjelaskannya. Kita kembali ke perbincangan..
Saat suami tergoda oleh indahnya wanita lain, saat goda syahwati menyelimuti diri, syariat memberi solusi untuk mendatangi sang istri.
Yang dengannya Allah hembuskan ketenangan dalam diri dan kedamaian dalam hati.
Lebih jauhnya mengundang curahan rahmat, pahala, dan ridha Ilahi.
Saat hati terpesona
Oleh cantiknya wanita
Pulang ke rumah segara
Temui istri di sana
Insya Allah tenang jiwa
Juga tenteram dlm rasa
Selain pelajaran indah bagi para suami, Rasulullah Saw juga dengan santun mengajak para istri untuk membuka hati, menerima dan mengerti akan keadaan suami.
Bila suatu hari suami tergesa pulang dan mengajak bermesra, boleh jadi ia sedang tertarik pesona syahwati. Maka melayani suami dengan baik menjadi satu keutamaan bagi sang istri.
Bila suami suatu hari
Tiba-tiba mendekati
Buka hati siapkan diri
Menyambut dan melayani
Sirami syahwat suami
Dengan kasih cinta suci
Agar ia tenang hati
Tak tertipu dosa keji
Semoga rahmat Ilahi
Mendamaikan sanubari
Syukur pun layak dilantunkan atas karunia ini, mengapa?
Karena sang suami datang kepada istrinya untuk memenuhi kebutuhannya. Ini layak disyukuri bahwa suami masih memiliki iman. Alhamdulillahirabbil ’alamin.
Bisa dibayangkan bila iman sudah tercopot dari hati, pasti keluarga berantakan karenanya. Na’udzubillah.
Betapa agung ajaran Islam mengatur hidup manusia, menjadikan pernikahan sebagai penenang jiwa dan penuntun akhlak mulia.
Menikah menjadikan diri terjaga dari dosa, memelihara gejolak syahwat dalam jiwa. Gelora yang memenuhi sanubari, tersirami embun sejuk belaian istri.
Ini menunjukkan bahwa menikah bisa meredakan gejolak syahwat.
Bersama pasangan yang sah hidup jadi makin indah, berpahala, dan barakah.
Yang belum menikah segera siapkan diri untuk melangkah. Agar syahwat yang bergelora dalam dada tak lagi menjadi dosa, bahkan menjadi pahala karena separuh agama telah sempurna.
Semoga Allah karuniai kita keluarga yang barakah. Allahumma amin. []