Semenjak dahulu para orientalis telah bepergian ke Arab Saudi. Selain menyelidiki kehidupan masyarakatnya, mereka tentu saja membawa lensa kamera untuk mendokumentasikan kehidupan dan peradaban yang menjadi obyek penelitiannya.
Tentu saja, agar lebih mudah melakukan penelitian, para orientalis itu tidak datang dengan sikap arogansi yang berlebihan. Sebaliknya, mereka melebur ke dalam kehidupan sosial. Beberapa dari mereka pun ikut menjalani kehidupan orang Badui, berpakaian seperti mereka dan makan seperti mereka.
Meskipun banyak penduduk Semenanjung Arab tidak mentoleransi orientalis yang datang dari luar negeri itu, di kemudian hari perjalanan mereka sekarang merupakan bagian penting dari sejarah yang didokumentasikan dan digunakan sebagai studi referensi oleh banyak peneliti.
Lalu obyek apa yang banyak menjadi incaran kamereka para orientalis itu?
Tentu saja, dua kota suci milik umat Islam, yakni Makkah dan Madinah. Kedua kota itu termasuk di antara situs penjelajah orientalis yang paling banyak difoto. Alhasil, banyak sekali foto-foto yang menarik yang sudah berumur sampai 150 tahun yang berbicara soal berbagai situs tempat dan bangunan suci, dan penggambaran Masjid Agung Makkah dan Masjid Nabawi.
Untungnya, ada seorang yang bukan orientalis namun termasuk orang yang pertama mengambil gambar mengenai masjid agung di Makkah dan Madinah. Dia adalah Kolonel Mohammed Sadiq. Dia mengambil foto-foto dari dua masjid tersebut pada di tahun 1880 dan mengunjungi Arab Saudi tiga kali antara tahun 1860 dan 1880.
Sebagian besar foto-foto lama dari dua masjid suci tersebut menyimpan tanda tangan Mohammed Sadek Bey yang mengambil lebih dari 6.000 foto di mana dia menggambarkan semua situs ziarah yang dimulai dari pelabuhan Jeddah.[]