Oleh: Rohmat Saputra
Anggota Kelas Menulis
KALAU ada yang bertanya, “Kamu pengen bahagia nggak?” Pasti jawabannya mau. Siapa manusia di dunia ini yang tak mau bahagia. Cuma kadang cara orang mencari bahagia itu yang berbeda. Tentunya berbanding lurus dengan bagaimana dia memahami arti bahagia tersebut.
Sebenarnya bahagia kalau mau dicari dengan teliti, ternyata bukan berada pada materi belaka. Tetapi ada pada sikap kita dalam menjalani hidup. Maka ada 7 sikap agar meraih kebahagiaan menurut Ali bin Abi Thalib RA. Berikut kunci-kuncinya:
Pertama, jangan membenci siapapun, sekalipun ada yang menyalahi hakmu
Pasti pernah mengalami hak pribadi kita direbut orang lain. Sikap kitapun langsung membenci orang yang bersangkutan. Padahal kita tak perlu membencinya. Cukup benci sikapnya saja. Sehingga tidak memutus hubungan dengan orang yang mengambil hak kita. Kita juga tidak akan menambah daftar musuh.
Kedua, jangan pernah bersedih secara berlebihan sekalipun masalah memuncak
Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua orang lahir dengan diikuti masalah-masalah. Bila masalah memuncak, jangan sampai ritme kesedihan mengikuti tingginya suatu persoalan. Sebab sedih yang memuncak, mampu menghilangkan daya kepekaan untuk mencari solusi.
Ketiga, hiduplah dalam kesederhanaan sekalipun serba ada
Saat seseorang dikaruniai kelebihan materi, cenderung ingin ditampakkan kepada orang bahwa dirinya memang orang berada. Namun alangkah baiknya menjalani hidup dengan sederhana. Karena selain menumbuhkan rasa syukur, juga menutup pintu dengki bagi orang yang tidak suka melihat orang lain serba cukup.
Keempat, berbuatlah kebaikan sekalipun banyak musibah
Musibah memang mampu menguras perasaan dan hati. Bahkan terkadang mampu membuat orang hilang kendali. Justru jika ingin hidup kita pulih dengan cepat dari musibah yang menimpa, berbuatlah kebaikan apa saja semampu kita. Kebaikan itu bisa menguatkan jiwa agar lebih tabah menghadapi musibah. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan, maka jiwa semakin kuat menghadapinya.
Kelima, perbanyak memberi walaupun engkau sedang susah
Memberi dikala ekonomi seret menjadi ujian tersendiri.
Bagaimana bisa, kita sedang membutuhkan, tapi justru sesuatu yang dibutuhkan itu diberikan ke orang lain. Inilah sikap unik dan terpuji. Orang yang biasa melakukan ini berarti telah menemukan adanya kenikmatan didalamnya. Secara logika sepertinya tidak masuk akal. Tapi sebenarnya akal kita saja yang belum masuk.
Dengan memberi sesuatu kepada orang lain meski dalam keadaan susah, sebenarnya pemberi sedang mengikis kesusahan itu sendiri. Sehingga tanpa sadar susah yang dialami cepat teratasi.
Keenam, tersenyumlah walaupun hatimu sedang menangis
Muka cemberut adalah cerminan hati yang kusam. Fisik akan menggambarkan dari suasana hati. Namun cukup hebat bila tersenyum dikala hati tersayat karena dirudung sedih. Ada unsur pemaksaan akan penggambaran fisik dari keadaan hati yang sesungguhnya. Kondisi ini merupakan sikap yang bisa memulihkan hati dengan cepat. Sebab terbantu dengan senyuman yang terkesan pura-pura itu, dan akhirnya lambat laun hatipun ikut tersenyum.
Ketujuh, jangan memutus doa untuk saudara muslim
Bagi orang muslim doa adalah senjata. Dikala tidak ada lagi sesuatu yang dilakukan, maka doa menjadi andalan. Dengan mendoakan saudara muslim, sebenarnya doa itu kembali kepada siapa yang berdo’a. Sebab setiap muslim yang sedang mendoakan kebaikan untuk muslim lainnya, malaikat akan mengaminkan doa itu agar terjadi pada si pendo’a juga. Begitu Rosul menyebutkan. Maka peluang kebaikan akan banyak diterima jika makin sering mendoakan kebaikan untuk saudara semuslim.
Itulah 7 sikap yang bisa membuatmu bahagia dalam menghadapi masalah. Mari sikap-sikap itu kita pegang erat-erat dalam menghadapi peliknya hidup. Karena masalah ada bukan untuk dihindari, tapi ada untuk diatasi. Wallahu a’lam. []