YERUSALEM—Menteri Komunikasi Israel Ayoob Kara mengatakan bahwa Israel tengah bersiap-siap untuk menutup kantor berita Al-Jazeera di Yerusalem, Ahad (6/8/2017).
Penutupan tersebut menyusul permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan menuduh Al-Jazeera telah mengobarkan ketegangan di sekitar masjid Al-Aqsa.
Seperti diketahui warga Palestina melakukan demonstrasi selama hampir dua minggu pada bulan lalu, protes itu dilakukan atas tindakan pengamanan Israel yang cenderung represif.
Penutupan kantor Al-Jazeera itu sendiri diperkirakan akan ditolak oleh pengadilan Israel, namun Netanyahu bersikeras bahwa dirinya akan melakukan apapun untuk mengeluarkan undang-undang terkait guna memberlakukan larangan tersebut.
Walid Omary, Kepala Biro Al-Jazeera Yerusalem mengatakan, bahwa soal wacana penutupan itu belum ada pemberitahuan resmi dari pihak Israel sejauh ini.
Pekan lalu, Omary menulis di surat kabar Israel Ha’aretz bahwa tindakan semacam itu akan menjadi “langkah mundur yang sangat besar.”
“Apa bedanya antara Israel, demokrasi, dan kediktatoran ini?” tulis Omary seperti dikutip dari Anadolu Agency. []