Memakai jilbab di Indonesia bukan perkara langka. Tapi jika kamu memakai jilbab di Tiongkok, itu bisa jadi hal yang tabu. Sebagaimana penuturan Rahmah, perempuan muslim yang lahir dan tinggal di Provinsi Qinhai, Tiongkok.
Perempuan yang mempunyai nama Tiongkok, Ye Qingfang memutuskan berhijab sejak masuk ke perguruan tinggi. Meski pemeluk agama Islam di Tiongkok lumayan banyak, warga di sana masih tabu dengan yang namanya hijab. Dari situlah, Rahmah kerap mendapat diskriminasi dari lingkungan sekitar.
Rahmah dianggap orang yang unik karena berbeda dari yang lainnya. Malah tak jarang yang menganggap Rahmah sebagai orang gila yang terganggu kejiwaannya.
“Pada awalnya, orang-orang mungkin tidak mengerti. Mereka menyuruhku ke konsultan kejiwaan. Mereka bertanya apakah saya telah dimanipulasi oleh kelompok-kelompok setan atau yang terkait dengan itu,” katanya sebagaimana dikutip dari BBC.
Kendati demikian, Rahmah bersikukuh tetap memakai hijab dan akan tetap meyakini agama Islam sebagai agamanya. Ia sekarang berupaya untuk mengajak perempuan muslim di Tiongkok agar berani mengangkat identitas keislamannya.
Rahmah berprofesi sebagai guru di Beijing. Semula ia mengajar di lingkungan tempat tinggalnya di Qinhai, tapi karena di Qinhai tak diperbolehkan memakai hijab, ia mengalah dan kemudian pindah.
Selain sebagai pengajar, Rahmah juga membuka bisnis hijab di Tiongkok. Ia ingin perempuan muslim di Tiongkok percaya diri dengan menggunakan hijab.
“Saya berharap perempuan Muslim percaya diri untuk memakai jilbab, dan tetap tenang dan elegan di tempat-tempat kerja,” pungkasnya.[]
sumber:berbagisemangat