• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 17 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Keluarga Parenting

Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim

Oleh Saad Saefullah
8 tahun lalu
in Parenting
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Foto: Islampos

Foto: Islampos

3
BAGIKAN

BULAN Dzulhijjah meru­pakan bulan istimewa bagi umat Islam. Di dalamnya, umat Islam melaksanakan ibadah haji, kurban, dan mendirikan shalat Idul Adha seraya mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil.

Menariknya, rangkaian ibadah itu erat kaitannya dengan kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS. Jika diper­hatikan, keluarga Nabi Ib­rahim merupakan salah satu profil keluarga ideal yang dikisahkan dalam Alquran.

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah perjalanan hidup keluarga Nabi Ibrahim AS. Di anta­ranya, pertama: ketelanan Nabi Ibrahim sebagai suami dan ayah. Dalam keluaganya, Nabi Ibrahim adalah kepala keluarga. Ia membina keluar­ganya sesuai dengan tuntunan Allah.

Sebagai suami, Ibrahim berlaku adil kepada istrinya. Kedua istrinya, Sarah dan Hajar, taat kepada Nabi Ibrahim. Ketaatan istri terse­but tentu tidak terlepas dari kemuliaan pribadi dan keta­atan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT.

ArtikelTerkait

10 Nasihat untuk Anak Laki-laki Sebelum Mereka Dewasa

Ibu Hamil, Lakukan 3 Hal Ini Agar Lahirkan Anak Shaleh!

Evolusi Pemukim Ilegal Yahudi: dari Alat Penjajahan hingga Memusuhi IDF

4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya

Hal ini mengajarkan kepa­da kita bahwa jika ingin ditaati oleh istri, seorang suami harus mampu menam­pilkan dirinya sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab, berkepribadian luhur, cinta pada keluarga, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan agama.

Akan sulit bagi seorang suami yang menginginkan istrinya taat dan shalehah, sementara suami sendiri memiliki akhlak yang buruk. Akan sia-sia jika suami lebih menginginkan istrinya beru­bah ke arah yang lebih baik, sementara pribadi sang sua­mi tersebut tidak pula mampu mengubah kebiasaan-kebia­saan buruk yang ia lakukan. Sejatinya, ubahlah diri sendiri, maka Allah akan memper­mu­dah jalannya untuk mengubah orang-orang yang dipimpinnya, termasuk istri dan anak-anaknya.

Sebagai seorang ayah, Nabi Ibrahim AS tampil sebagai pendidik yang penuh kasih sayang, demokratis, dan menjadi teladan. Perhati­kanlah dialog Nabi Ibrahim ketika menjalankan perintah Allah untuk menyembelih Ismail.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibra­him, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang dipe­rintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapa­tiku termasuk orang-orang yang sabar” (Qs. ash-Shaffat/37: 102).

Dalam dialog yang dike­mu­kakan Alquran di atas, terlihat Nabi Ibrahim sangat menyayangi dan anaknya dan bersifat demokratis. Sifat kasih sayang itu tergambar dari pilihan kata yang diguna­kannya ketika menyeru buah hatinya: ya bunayya (hai anakku). Penggunakan kata ya bunayya merupakan pang­gi­lan penuh kasih sayang kepada anaknya.

Kemudian, Ibrahim me­min­ta pendapat kepada anak­nya ketika diperintah untuk menyembelih sang anak terse­but. Tampak jiwa demokratis seorang ayah yang sebe­lum­nya telah berupaya mena­namkan nilai-nilai pendidikan yang baik kepada Ismail.

Jangankan mengajak un­tuk kebaikan yang mengun­tungkan secara lahiriah, keti­ka diajak untuk mengor­bankan nyawa sekali pun, sang anak rela tanpa protes. Kita tentu bertanya, upaya apa yang dilakukan oleh Ibrahim sehingga anaknya setaat itu?

Semua itu tidak terlepas dari doa, usaha, dan ketela­danan yang dilakukan oleh Nabi Ibarahim. Alquran me­nga­­badikan doa Nabi Ibrahim,rabbi habli minashshalihin, Wahai Tuhanku, anugerahkan kepadaku anak yang shaleh (Qs. ash-Shaffat/37: 100).

Hal ini mengajarkan kepa­da kita agar senantiasa ber­doa untuk memperoleh anak yang shaleh. Anak adalah amanah. Ia bisa menjadi fitnah (al-Anfal/8: 28). Karena itu, berdoa dan berlindunglah kepada Allah agar kita diberi kekuatan dan kemampuan untuk mendidik anak yang shaleh sehingga ia tidak men­jadi fitnah yang merugi­kan.

Doa itu juga diiringi de­ngan usaha. Usaha itu bisa berupa upaya yang ditempuh Nabi Ibrahim dalam memilih jodoh. Siti Hajar, meskipun berkulit hitam, berstatus budak, tetapi imannya teguh, akhlaknya mulia, taat bera­gama dan patuh pada suami­nya.

Usaha seperti ini juga diajarkan dalam Alquran. Allah menegaskan bahwa seorang budak yang beriman jauh lebih berharga dari pada seseorang yang musyrik, mes­ki­pun menarik hati (Qs. al-Baqarah/2: 221).

Karena itu, jika mengi­nginkan anak yang shaleh, mulailah dari memilih jodoh. Jika istri yang dipilih biasa mengabaikan perintah Allah, bagaimana mungkin ia akan mampu mendidik anak yang shaleh. Bukankah ibu merupa­kan guru pertama bagi seorang anak?

Nabi Ibrahim juga men­jadi teladan bagi anaknya. Ibrahim membawa Ismail untuk membangun Ka’bah lalu berdiam di sekitarnya (Qs. Ibrahim/14: 37). Nabi Ibrahim memberi contoh secara lang­sung bagaimana cara beri­badah kepada Allah, bukan sekedar nasihat.

Upaya ini sejatinya kita teladani dengan konsisten menjadi contoh yang baik kepada anak keturunan kita; bukan sekedar menceritakan contoh kebaikan saja.

Kedua, profil Siti Hajar sebagai ibu yang pendidik. Siti Hajar memainkan perannya sebagai ibu yang bertanggung jawab dalam mendidik anak­nya. Ia seorang ibu yang tang­guh, pantang menyerah dan tak kenal putus asa.

Ketika bayinya meronta kehausan, Siti Hajar berlari-lari mencari air. Dari Shafa ke Marwa, berulang-ulang untuk mencari air demi me­me­­nuhi kebutuhan jasmaniah anaknya. Peristiwa itu kemu­dian diabadikan dalam ritual ibadah Sa’i ketika Haji dan Umrah.

Siti Hajar juga menyerang Iblis dengan lontaran batu ketika Iblis mencoba untuk merusak ruhaniyah anaknya agar menolak keputusan Ibrahim menyembelih Ismail atas perintah Allah. Lontaran batu itu juga menjadi ibadah melontar jumrah dalam iba­dah Haji.

Hal ini menunjukkan bah­wa Siti Hajar melindungi fisik dan ruhaniyah anaknya. Siti Hajar menjadi pendidik perta­ma dan laksana sekolah bagi anaknya. Al-Ummu Madrasah, Ibu adalah sekolah.

Siti Hajar juga menampil­kan dirinya sebagai sosok istri yang patuh pada suami dan taat kepada Allah. Meskipun terasa berat menerima kepu­tusan Ibrahim untuk taat pada perintah Allah agar menyembelih putra semata wayangnya, tetapi demi kepa­tuhannya kepada sang suami dan ketaatannya pada Allah, Siti Hajar rela tanpa banta­han sekecil apa pun.

Sikap ini seharusnya dite­la­dani oleh setiap istri. Seorang istri harus patuh pada suami selagi tidak bertentangan dengan ketaatan pada Allah SWT.

Ketiga, profil Nabi Ismail sebagai anak shaleh. Nabi Ismail tidak membantah perintah ayahnya. Malah Ismail menguatkan hati ayah­nya agar tabah menjalankan perintah tersebut. Ia berkata: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepa­da­mu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Kesalahen Ismail sejatinya menjadi inspirasi dan taula­dan bagi generasi muda saat ini. Seorang pemuda harus siap berkorban apa saja untuk berbakti kepada orang tua. Waktu, pikiran, tenaga, bah­kan jiwanya sekali pun ia korban­kan demi baktinya pada orang tua sehingga mereka bangga memiliki anak seperti dia. Namun kepatuhan pada orang tua itu tidak boleh berten­tangan dengan perintah Allah.

Seorang anak harus bang­ga melihat orang tuanya taat kepada Allah, meskipun harus mengorbankan hal-hal yang dicintainya di dunia ini. Karena itu, seorang anak perlu pula memberi dukungan dan semangat kepada orang tuanya agar tetap konsisten mene­gakkan kebenaran.

Dengan begitu ketaatan dan kemuliaan pribadi sang anak akan memberi energi positif kepada orang tuanya. Inilah kebanggan orang tua yang tak ternilai harganya.

Kepatuhan, ketaatan, pe­ngor­banan, dan keteladanan merupakan kata kunci dari keberhasilan keluarga Nabi Ibrahim as. Karena itu, Allah menganugerahkan keba­ha­giaan pada keluarganya. Bahkan melalui istri pertama, Siti Sarah, juga melahirkan Ishaq yang kelak juga menjadi nabi.

Semua itu pun disyukuri oleh Nabi Ibrahim a.s. “Sega­la puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq”. Namun rasa syukur itu tetap diringi dengan kepas­rahan sepenuh hati kepada Allah seraya berdoa: Ya Tu­han­ku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku (Ibrahim/14: 39-40).

Sejatinya, pelaksanaan Hari Raya Idul Adha/Hari Raya Kurban di tahun ini, menjadi momentum bagi kita untuk mengevaluasi keluarga kita masing-masing. Kisah teladan Nabi Ibrahim hendak­nya menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah, da­lam ridha Allah SWT. Aamiin. []

Sumber: MuhammadKosim/Haluan

Tags: Nabi Ibrahimteladan
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hewan-hewan Bersedih dan Ketakutan karena Diqurbankan?

Next Post

Berkurban bagi Orang yang Telah Meninggal, Bolehkah?

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Anak Laki-laki

10 Nasihat untuk Anak Laki-laki Sebelum Mereka Dewasa

8 Juli 2025
mitos kehamilan, Pengaruh Ibadah, Hamil

Ibu Hamil, Lakukan 3 Hal Ini Agar Lahirkan Anak Shaleh!

3 Juli 2025
Israel, IDF, Yahudi

Evolusi Pemukim Ilegal Yahudi: dari Alat Penjajahan hingga Memusuhi IDF

30 Juni 2025
Doa Memohon Rezeki kepada Allah, Niat Puasa Ramadhan, Anak

4 Hal yang Harus Anak Lihat dari Ayahnya

24 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Jawab 20 Pertanyaan tentang Islam Ini, dari yang Paling Mudah sampai yang Agak Sulit

Oleh Dini Koswarini
2 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Berikut 20 soal pilihan ganda bertema Islami, disusun dari tingkat mudah hingga sulit, lengkap dengan jawabannya,

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.