Tak ada yang bisa menghalangi jika Allah sudah berkehendak. Sesuatu yang kita anggap tidak mungkin, tapi jika Allah sudah berkehendak, maka mudah bagi Allah untuk mewujudkannya.
Sama halnya dengan Maksum. Pria dengan nama lengkap Maksum Sapii Bunet bin Wahab ini bersyukur bisa naik haji. Sehari-hari kakek berusia 79 tahun ini bekerja sebagai tukang becak. Penghasilannya tak menentu. Adakalanya sampai Rp. 50ribu, namun tidak jarang juga jauh dari angka itu.
Tetapi, kondisi ini tidak menyurutkan niatnya untuk berhaji. Pelajaran rukun iman yang didapatnya sewaktu kecil, menjadi pondasi dasar akan keyakinannya untuk menunaikan rukun Islam kelima ini.
“Saya dulu ngaji arkanul iman (rukun iman). Satu, harus percaya kepada Allah, baik dan buruknya takdir Allah,” ujarnya saat ditemui di hotel 605 tempatnya menginap yang berada di wilayah Syisyah, Makkah, Rabu (23/08/2017), seperti dikutip dari laman kemenag.
Maksum juga meyakini pesan ayat Surat Yasin, Innama amruhu idza arada syaian an yaquula lahu kun fayakun. “Kalau Allah menghendaki, tidak ada yang bisa menghalangi. Saya percaya itu,” sambungnya
“Jadi kuncinya percaya kepada Allah, lalu berusaha sambil meminta. Kalau Allah menakdirkan, saya yakin. Kalau Allah menghendaki, saya akan berangkat,” katanya lagi.
Kepercayaan akan kekuasaan Allah adalah pondasi utama. Selanjutnya, Maksum berusaha untuk mewujdukan niatnya berhaji di Baitullah.
Maksum mengumpulkannya sampai 20 tahun hingga dia bisa mendaftar haji pada 2010 lalu.
“Saya nabung sedikit demi sedikit. Sebab, pendapatannya tidak tentu, kadang dapat 50ribu, kadang kurang,” kenangnya.
“Saya narik becak di Pasar Atum Surabaya. Tiap hari. Tapi kalau nabungnya tidak tentu,” sambungnya.
Setelah menunggu selama tujuh tahun, Maksum bisa berangkat haji tahun ini. Tergabung dalam kloter 6 Embarkasi Surabaya (SUB 06), dia mengaku bahagia dan kaget bisa memenuhi panggilan Allah, sesuai yang dicitakannya sejak lama. “Alhamdulillah. Sampai disini juga. Saya merasa kagum dan kaget,” tuturnya dalam Bahasa Jawa.
Maksum mengaku sampai sekarang masih menarik becak, meski usianya sudah mulai senja. Sepulang haji, dia juga mengaku ingin terus menarik becak, karena profesi itu yang selama ini ia jalani.
“Setelah haji, tetap narik becak. Kalua masih kuat kerja, masih pengen terus agar tidak merepotkan anak,” katanya.
“Kita ke sini kehendak Allah. Kalau Allah tidak menghendaki ya tidak bisa,” tutupnya.[]