TAHUKAH Anda ternyata Rasulullah sudah lebih dulu mengenal update status? Bahkan status yang disampaikan Rasul sudah dijangkau oleh umat di seluruh dunia.
Tetapi zaman dan caranya saja yang berbeda tapi pada dasarnya setiap manusia suka saling menyapa, bertukar kabar berbagi, berita tentang dirinya juga orang lain dan sejenisnya.
Begitulah tabiāat dasar manusia yang memang mahluk sosial. Sekalipun kontak sosialnya masih konvensional lewat temu muka dan komunikasi oral, setiap orang selalu melakukan update statusnya, mengabarkan pada orang lain kondisi, perkembangan, bahkan iklim batinnya.
Nabi Muhammad juga rajin update status, uniknya sahabat-sahabat selalu menunggu-nunggu update status Rasulullah. Ada sahabat bernama Abu Hurairah yang menghabiskan hidupnnya hanya untuk selalu mengikuti Nabi Muhammad, lalu mencatat update status beliau. Belakangan update status Nabi Muhammad menjadi suatu amat yang berharga, yang kita kenal dengan hadits.
Sedikit yang tahu bahwa hadits-hadits yang pernah dilarang penulisannya oleh Nabi Muhammad. Bahkan dijelaskan oleh pakar hadits Ajjaj al-Khatib pada kitab Fii Ulum al-hadits, pada kesempatan tertentu Rasulullah sampai sampai menghapus atau memusnahkan hadits yang dicatat oleh para sahabat.
Namun tujuan pelarangan itu karena beliau ingin menghindari berallihnya fokus kaum muslimin dari kitab suci Al-Qurāan. Makanya dalam rentang waktu lama setelah Al-Qurāan benar-benar kuat posisinya, barulah hadits-hadits tersebut dibukukan.
Dulu memang belum ada facebook, twitter dan media sosial lainnya yang dengan mudah sosialisasi di dunia maya. Namun cara klasik orang update status malah lebih ngena sebab dilakukan dengan secara langsung atau face to face.
Nabi Muhammad beserta sahabatnya juga rajin update status, tidak di dunia maya melainkan dunia nyata. Rasulullah sering membiasakan umatnya rajin melakukan kontak sosial di mana masjid menjadi media update status.
Siapakah yang mampu menandingi dahsyatnya update status Nabi Muhammad?
Apapun perkataan atau segala yang kita lakukan, serta setiap hal yang kita setujui dapat di update di jejaring sosial dan dalam tempo sekejap sedunia mengetahuinya.
Bukankah ini kesempatan emas menyebarluaskan kebenaran islam, sehingga menjadi update yang ditunggu-tunggu masyarakat luas? Apabila status update kita bernilai bermanfaat, sekalipun tidak mungkin menjadi hadits sebab kita bukanlah Nabi, tetapi ia akan menjadi pedoman bagi orang banyak. Selain di dunia nyata, peran sosial di dunia maya pun dapat mengantarkan kita ke syurga. Aamiin. []
Sumber: Yoli Hemdi/Majalah Paras Cetakan tahun 2013