KEBIASAAN ‘menerima’ pada kalangan istri dalam hubungan pasutri, ternyata memiliki pengaruh terhadap kehidupannya. Istri bisa menyembunyikan masalah hubungan dalam rumah tangga, dan menanggapi masalah hubungan dengan sangat hati-hati.
Meski tak sedikit kalangan istri yang melampiaskan hasrat hubungan dengan jalan yang menyimpang, namun masih lebih banyak persentase dari kalangan istri yang berusaha bertahan dengan masalah hubungan yang mereka hadapi.
Masalah-masalah yang demikian ini tentu saja berkaitan dengan masalah psikologis yang dihadapi kalangan istri. Secara psikologis, ada beberapa poin berikut menjadi penyebab masalah hubungan pada kaum istri, atau menyebabkan ketidakpuasan hubungan kalangan istri terhadap pasangannya
Pertama, ketidakpuasan terhadap bentuk fisik pasangannya.
Bisa disebabkan oleh raut wajah pasangan, hingga kepada bentuk genetik dari alat kelamin pasangan lelakinya.
Kedua, kegiatan hubungan yang membosankan.
Ketiga, kerap dianggap remeh oleh pasangannya dalam masalah hubungan.
Keempat, kegiatan hubungan yang terlalu kasar dan terburu-buru dari pasangannya juga kerap menimbulkan masalah pada istri.
Kelima, sikap pasangan yang selalu selingkuh dengan WIL, yang membuat dirinya enggan melakukan hubungan hubungan dengan pasangannya.
Keenam, sikap cemburu yang berlebihan yang ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti stress, letih, curiga yang berlebihan, masuknya masa menstruasi yang diapresiasikan berlebihan, tak tercapainya fantasi hubungan yang diinginkan dan rasa rendah diri.
Ketujuh, terlalu letih mengerjakan pekerjaan rumah.
Kedelapan, terlalu cuek dan masa bodoh dengan urusan hubungan akhirnya membuat hubungan hubungan jadi hambar.
Kesembilan, adanya perasaan jijik melakukan hubungan dengan pasangannya.
Kesepuluh, tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana memuaskan pasangan dalam hubungan. []