KENYA—Menteri Dalam Negeri Kenya telah menegaskan bahwa para pemilik perusahaan mengizinkan pegawai Muslim libur pada hari raya Idul Adha. Hari libur yang jatuh pada 1 September besok ini menjadi berkah tersendiri bagi Muslim Kenya, Anadolu melaporkan pada Rabu (30/8/2017).
Menteri Dalam Negeri Fred Matiang’i mengumumkan bahwa 1 September bisa menjadi hari libur bagi setiap pegawai yang beragama Islam, namun pegawai dari agama lain tidak akan diizinkan untuk libur kerja.
“Umat Muslim akan merayakan hari itu dan karena itu para pemilik perusahaan harus membiarkan mereka bebas dari pekerjaan. Namun bagi non-Muslim libur Idul Adha akan menjadi hari kerja normal,” kata Matiang’i.
Ia menambahkan bahwa pemerintah tengah berencana agar hari raya Idul Adha dijadikan sebagai hari libur nasional.
Menurut badan statistik, dengan populasi 48 juta orang, Kenya memiliki warga Muslim sekitar 12 persen. Dewan Tertinggi Muslim Kenya memperkirakan bahwa ada sekitar 13 juta Muslim di negara tersebut.
Syeikh Hamisi Mungai, ketua Dewan Imam Muslim Kenya, mengatakan bahwa dia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah. Namun ia juga berharap hari libur ini juga bisa dinikmati seluruh warga Kenya.
“Kami berharap bahwa libur Idul Adha tahun bisa membawa manfaat bagi seluruh warga Kenya. Semoga tahun depan libur Idul Adha juga berlaku bagi semua. Ini harus berubah,” ungkap Syeikh Hamisi.
Namun beberapa warga Kenya iri terhadap kebijakan pemerintah. Bahkan mereka membawa hal ini ke media sosial untuk mengklaim bahwa pemerintah melakukan diskriminasi terhadap non-Muslim. []