ISTANBUL– Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (5/9/2017) berbicara kepada pemimpin de facto Myanmar tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh keamanan negara Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
Dilansir Anadolu Agency, seorang pejabat di kantor presiden, mengatakan, percakapan telefon dengan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi terhubung saat Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu bersiap untuk berangkat ke Bangladesh.
Erdogan mengatakan kepada Suu Kyi, bahwa terjadinya tindak kekerasan terhadap Rohingya telah menyebabkan kecemasan yang dalam, terutama di kalangan negara-negara Muslim.
Selain itu, Erdogan juga mengutuk terorisme dan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh tentara Myanmar, bahkan Presiden Erdogan sendiri berjanji, Turki akan memberikan dukungan untuk mengakhiri kekerasan terhadap Rohingya.
Sejak kekerasan baru meletus, Cavusoglu telah berbicara dengan rekan-rekannya di Bangladesh, Malaysia, Indonesia, Qatar dan Iran dalam upaya menyelesaikan krisis kemanusiaan.
Salim Ullah Abdul Rahman, presiden Organisasi Solidaritas Rohingya, memuji dukungan Turki untuk Rohingya.
“Saya berterima kasih kepada Turki karena tidak acuh terhadap penindasan Rohingya dan kami berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena menunjukkan ketertarikannya terhadap isu Rohingya,” ungkap Salim
Salim Ullah Abdul Rahman menambahkan, dunia Islam di bawah kepemimpinan Turki telah berubah menjadi kekuatan internasional, persatuan yang dipimpin oleh negara Muslim ini mulai mengerahkan otoritasnya untuk memegang peran penting dalam memecahkan masalah. [Eka Aprila]