Oleh: Salis Fathu Rohmah
Mahasiswa Universitas Airlangga
salisfathur@gmail.com
KEMBALI berita itu muncul, penindasan kejam kepada umat islam rohingya. Sudah lama sebenarnya terjadi, namun selalu muncul dan tenggelam tanpa menemui penyelesaian. Di tengah-tengah suasana suka cita umat islam yang lain merayakan hari raya Idul Adha, Rohingya justru pontang panting kebingungan mencari pertolongan.
Rasanya getir ketika kita umat islam di Indonesia bisa saling berbagi daging kurban, namun tak sedikitpun dapat kita bagikan kebahagiaan tersebut dengan saudara kita di Rohingya. Kita hanya bisa berdiam diri melihat nestapa demi nestapa menerpa Rohingya. Hanya bisa berdoa mendengar nyawa demi nyawa saudara kita melayang. Paling banter berusaha mendonasikan sebagian kecil harta kita untuk mereka, meski terkadang tak tahu sampai atau tidak bantuan itu kepada mereka.
Malu rasanya kita tak dapat berbuat banyak ketika Rohingya berteriak minta tolong kepada kita. Padahal bukankah umat islam adalah saudara bagaikan satu tubuh? Ketika bagian yang satu merasakan sakit, maka bagian yang lain harusnya juga merasakan sakitnya bahkan berusaha menyembuhkannya.
Duka Rohingya belum juga tersembuhkan. Masihkah kita hanya berdiam diri? Bagaikan menonton film drama menyedihkan, kita hanya bisa menangisinya lalu menantikan kembali season film berikutnya menangis kembali kita tragedi itu ditayangkan dan kembali viral. Haruskah menunggu film tersebut tamat hingga benar-benar hilang etnis Rohingya?
Wallahu alam. []
Kirim buah pikiran Anda sebagai mahasiswalewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.