ALANGKAH bahagianya seorang Muslim setelah ia berhasil menunaikan ibadah haji. Penantian panjang untuk menginjakkan kaki di Baitullah terlaksana sudah. Saudara dan tetangga mulai berdatangan untuk sekadar memberi selamat, menanyakan kabar atau menikmati seteguk air zam-zam dan sebutir kurma.
Namun pernahkah bertanya, akan seperti apa Anda sepulang ibadah haji dan bagaimana seharusnya? Apakah kita akan menjadi ‘Hamba Allah yang baru’ atau tetap pada kehidupan biasa sebelum berangkat haji?
Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang menunaikan haji semata-mata untuk kepentingan Allah dan dalam perjalanannya tidak menyukai ketidaktaatan sepulang haji, maka ia ibarat orang yang tidak bernoda seperti bayi yang baru lahir.” (HR. Al-Bukhari).
Haji adalah sebuah perjalanan penemuan. Sebuah penemuan dengan definisi mengungkap yang ditutupi. Ada beberapa tindakan yang sepatutnya dilakukan sepulang dari Baitullah: tindakan hati, mengingat Allah, mencari pengampunan, memberi kebaikan bagi orang lain, berdakwah, dan memohon petunjuk.
Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang dibimbing, dia meningkatkan mereka dalam bimbingan dan memberi mereka kebenaran mereka (taqwa, kesadaran akan takut akan Allah, peduli untuk menghindari ketidaksenangan-Nya),” (QS. Muhammad:17).
Yakinlah bahwa usainya ibadah haji tidak menghalangi seorang Muslim untuk terus diuji dalam kehidupan ini. Karenanya, kita harus berusaha untuk tetap istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT.
Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang selalu memohon kepada-Nya. Allah menguji hamba-Nya dengan cobaan yang mendorong mereka untuk memohon kepada-Nya, dan ini merupakan berkah tersendiri.
Kita harus bersabar dengan apapun yang terjadi. Dan Allah SWT menjamin akan ada kelapangaan untuk setiap kesulitan. Dan yang tak boleh dilupakan adalah kewajiban untuk selalu memuji Allah dan bersyukur atas rahmat-Nya.
“Dan Tuhanmu berfirman, panggillah Aku, Aku akan menanggapi permintaanmu. Sesungguhnya orang-orang yang mencemooh penyembahan-Ku, mereka pasti akan masuk neraka karena penghinaan.” (QS. Al-Mu’min: 60).
Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah kehidupan yang sangat singkat, dan akan berakhir pada suatu hari yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Orang-orang kafir pada hari kiamat akan berpikir bahwa kehidupan yang mereka jalani di bumi hanya sehari atau setengah hari saja.
Dia (Allah) akan berkata, “Berapa tahun lagi kamu tinggal di bumi?” Mereka akan berkata: “Kami tinggal sehari atau setengah hari…” (QS. Al-Mu’minun: 112-13)
Adapun orang-orang yang beriman adalah seperti yang diberitakan Allah dalam firmannya yaitu “Orang-orang yang beriman dan berbuat baik, mereka adalah penghuni surga dan mereka kekal tinggal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82). []