PALESTINA—Sebanyak 90 ribu warga Palestina berusia di atas 15 tahun masih mengalami buta huruf pada tahun 2016. Keterangan ini disampaikan Presiden Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS) Ula Awad pada Hari Melek Huruf Internasional yang diperingati setiap 8 September.
“Tingkat buta huruf di Palestina termasuk yang terendah di dunia. Tingkat buta huruf di Palestina turun dari 13,9 persen tahun 1997 menjadi 3,1 persen tahun 2016, yang berarti sekitar 90.000 orang berusia di atas 15 tahun diklasifikasikan buta huruf pada tahun 2016,” ungkap Awad dalam laporan yang diterbitkan pada Kamis (7/9/2017) di Ramallah, Palestina.
Menurut Badan Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Nasional, tingkat buta huruf di atas 15 tahun ke atas di negara Arab adalah 24,8 persen (sekitar 64,6 juta) pada tahun 2016, untuk laki-laki, 17,4 persen (23,7 juta) dibandingkan dengan 32,8 persen untuk wanita (40,9 juta).
Untuk tahun yang sama, tingkat buta huruf adalah 13,8 persen (sekitar 750,1 juta) di dunia di antara kelompok usia yang sama: untuk laki-laki. 10,2 persen (277,2 juta) dibandingkan dengan 17,3 persen untuk wanita (472,9 juta).
Menurut Awad, yang membuat tingkat buta huruf Palestina salah satu terendah di dunia, karena berdasarkan statistik, lebih dari separuh orang Palestina yang buta huruf tahun 2016 adalah orang tua.
Berdasarkan kelompok usia 45-65 tahun 4,0 persen (21.500 orang), kelompok usia 30-44 tahun 1,2 persen (9,8 ribu buta huruf) dan usia 15-29 tahun 0,7 persen (9,8 ribu) di tahun yang sama.
Sekitar 54 persen orang buta huruf berusia 65 tahun ke atas, sementara tingkat terendah adalah di antara orang berusia 15-29 tahun atau 30-44 tahun.
Ketika dipecah berdasarkan wilayah, tingkat buta huruf di antara orang-orang 15 tahun ke atas di Palestina adalah 3,2 persen di Tepi Barat (59.900 buta huruf) dan 2,8 persen di Jalur Gaza (30.000 buta huruf).
Angka buta huruf di daerah pedesaan mencapai 4,4 persen (23.300 orang), sementara itu mencetak 3 persen di kamp pengungsian (8.500 orang) dan 2,8 persen (58.100 orang) di daerah perkotaan.
Tingkat buta huruf laki-laki paling tinggi di daerah pedesaan, diikuti oleh daerah perkotaan dan kamp pengungsian. Tingkat buta huruf perempuan paling tinggi di daerah pedesaan, diikuti oleh kamp pengungsian dan daerah perkotaan. []