Bangladesh–Ibu Negara Turki Emine Erdogan membagi-bagikan bantuan kepada pengungsi Rohingya Muslim pada kunjungannya ke kamp dekat perbatasan Myanmar pada Kamis (07/08/2017) kemarin.
“Sebaga manusia, kita tidak mungkin tidak tergerak oleh situasi ini,” katanya setelah memberikan paket bantuan kepada pengungsi di Kutupalong, dekat perbatasan.
“Saya harap dunia memikirkan hal ini dan bisa membantu dari segi kemanusiaan dan politik,” lanjutnya.
Menurut lembaga pengungsi PBB, 164.000 orang Rohingya telah melintasi perbatasan sejak 25 Agustus, ketika pihak keamanan Myanmar meluncurkan operasi terhadap militan Rohingya.
Namun menurut para pengungsi operasi itu digunakan untuk menutupi tindakan-tindakan seperti pembunuhan, penjarahan dan pembakaran pemukiman Rohingya oleh pihak militer dan massa Buddhis.
Erdogan, yang ditemani putranya Bilal dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, menyerukan agar komunitas internasional membantu mengakhiri kekerasan, yang digambarkannya sebagai “tragedi luar biasa pada masa kini”
“Kita ingin menunjukkan dunia keadaan di sini,” kata Cavusoglu. “Kita berupaya menghentikan ini. Kita akan mengadakan pertemuan di Astana dengan negara-negara Islam dan pertemuan lainnya di New York guna mencari solusi untuk mengakhiri konflik di Arakan [Rakhine].”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji akan membahas masalah yang dihadapi etnis Rohingya pada Majelis Umum PBB pada 19 September.
Bangladesh, yang sudah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya, menghadapi gelombang pengungsi baru sejak konflik merebak di Rakhine.
Rohingya digambarkan PBB sebagai etnis yang paling banyak mengalami persekusi. Ancaman terhadap mereka meningkat sejak lusinan tewas dalam kekerasan komunal pada 2012.
Oktober lalu, pihak keamanan Myanmar meluncurkan operasi militer yang menurut warga Rohingya membunuh sekitar 400 orang.
PBB melaporkan adanya perkosaan massal, pembunuhan – termasuk terhadap bayi dan anak-anak – kekerasan brutal dan penghilangan yang dilakukan oleh personel militer.[]
Sumber:AnadoluAgency