BANYAK kita temui orang-orang yang tidak pernah merasa cukup dalam hidupnya. Bahkan ketika hartanya telah melimpah ruah, ia masih merasa bahwa biaya hidupnya tidaklah cukup. Dan ada pula kita temukan orang-orang yang hidup dalam kesederhanaan namun ia selalu merasa kehidupannya tercukupi. Mengapa ini terjadi? Rasulullah telah menjelaskan dalam sabdanya,
“Sesungguhnya yang berkecukupan adalah orang yang hatinya selalu merasa cukup, dan orang fakir adalah orang yang hatinya selalu rakus,” (HR. Ibnu Hibban)
Ternyata, akar dari segala kecukupan adalah hati. Kita akan merasa hidup kita cukup ketika hati kita merasa cukup dan hidup kita tidak akan pernah berkecukupan ketika hati kita tidak merasa cukup. Dan tidak merasa cukup inilah kita kenal dengan rakus.
Sikap rakus akan membinasakan pemiliknya. Ia akan terus mencari dan mencari apa yang hatinya inginkan bahkan dengan cara yang tidak Allah ridhai. Demi memenuhi hawa nafsunya ini, orang yang memiliki sikap rakus tidak akan pernah merasa puas dalam hatinya.
Menumbuhkan ‘merasa Cukup’ dalam hati bukanlah hal yang mudah. Kita perlu melatih hati untuk selalu merasa cukup. Dengan hati yang merasa cukup inilah hidup kita akan tenang dan kita tidak pernah khawatir akan kekurangan harta dan semacamnya.
Setan akan terus menerus mengelabui kita bahwa kebutuhan kita tidak pernah tercukupi jika rezeki kita sedikit. Padahal, Allah telah siapkan bagi setiap makhluknya rezeki yang akan mencukupkan dirinya.
Tugas kita sebagai makhluk adalah terus berikhtiar dan berdoa memohon kepadanya. Karena merasa cukup itu muncul dari hati dan keimanan kita. []