Oleh: Ernydar Irfan
BEBERAPA waktu belakangan ini booming di dunia maya meme ataupun status yang begitu ramai dishare yang kurang lebih isinya seperti ini: “Jangan memarahi istri apabila ia menghabiskan hartamu. Sesungguhnya istri bagian dari cinta kasih dunia. Barang siapa yang mempunyai istri boros, maka suami akan kaya. Barang siapa memperlakukan istri dengan perhitungan maka hidupmu akan kekurangan. Barang siapa menjamin istrinya penuh maka Allah akan menggantinya dengan hidup berkecukupan, sesungguhnya rejeki suami tergantung kebahagiaan sang istri.”
Entah mengapa hal ini menjadi sangat menarik bagi para wanita terutama yang berstatus istri. Status dan Meme itu begitu cepat dan cukup populer di dunia maya seolah menjadi pembenaran atas sikap boros yang dilakukan seorang istri.
Padahal dalam Islam sikap boros jelas-jelas dibenci sesuai firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan,” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
“Sesungguhnya Allah meridhoi tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta,” (HR. Muslim no.1715).
Yang sungguh memprihatikan, kalimat status dan meme tersebut redaksinya seolah-olah dilatar belakangi dalil agama dan dengan lancang menyebut seolah-olah Allah membenarkan sikap itu. Padahal terdapat unsur syirik pada kalimat bahwa rejeki suami tergantung kebahagiaan sang istri. Padahal jelas rejeki itu tergantung pada kehendak Allah bukan tergantung pada manusia.
Kecukupan dalam rumah tangga itu bukan dari banyaknya harta, tapi seberapa besar kita bersyukur dan seberapa berkah rejeki yang kita dapat.
Yang jelas, yang sudah pasti ada jaminan rejekinya adalah bertakwa sama Allah: Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya, “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya,” (At Thalaq 2-3).
Tingkatkan ketawakkalan sama Allah: Allah swt berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya,” (QS. 65:3).
Nabi saw telah bersabda, artinya, “Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang,” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani).
Jaga dan terus sambung silaturahmi: “Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim,” (HR Al Bukhari).
Berinfak di jalan Allah sesuai firmanNya: “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya,” (QS. 34:39).
Juga mengasihi dan membantu orang-orang yang lemah : “Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah di antara kalian,” (HR. al-Bukhari).
Jadi di era medsos ini, era smart phone ini mustinya kita juga lebih pinter lagi dalam mencerna informasi, jangan semua langsung serap, langsung jadi referensi, langsung share karena dikhawatirkan kita malah bagian penyebar kemudharatan.
Jadi jauhilah sikap boros apalagi berbangga dengan itu, karena pemboros itu saudara setan. Wallahu’alam. []
DISCLAIMER: Tulisan ini secara ekslusif diberikan hak terbit kepada www.islampos.com. Semua jenis kopi tanpa izin akan diproses melalui hukum yang berlaku di Indonesia. Kami mencantumkan pengumuman ini di rubrik Kolom Ernydar Irfan dikarenakan sudah banyak kejadian plagiarisme kolom ini di berbagai media sosial.