FITNAH Dajjal berada di akhir zaman, dan merupakan salah satu tanda kiamat yang besar. Fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar sepanjang sejarah manusia. Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Abu ad-Duhama’ dan Abu Qatadah berkata, “Kami melewati Hisyam ibn Amir dan mendatangi ‘Imran ibn Hushain. Maka beberapa hari kemudian Hisyam berkata, ‘Kalian melewati aku dan pergi ke orang-orang yang masih kalah dalam hal kehadiran di samping Rasulullah SAW dan pengetahuan hadisnya dibanding aku. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sejak penciptaan Adam sampai kiamat terjadi, tak ada makhluk (dalam riwayat lain: perkara) yang lebih besar dari Dajjal,” (Shahih Muslim, [IV, h. 2266], no. 2946).
Karena itu, semua nabi memperingatkan kaumnya akan bahaya fitnah Dajjal dan Rasulullah SAW adalah nabi yang paling intens memperingatkan kaumnya akan bahaya fitnah Dajjal.
Dalam Shahih Al-Bukhari, Abdullah ibn Umar RA berkata, “Rasulullah SAW berkhotbah di hadapan manusia. Beliau memuji Allah kemudian menyebut masalah Dajjal. Beliau bersabda, ‘Aku sungguh mewasiatkan agar kalian berhati-hati terhadapnya. Tak ada nabi yang tidak memperingatkan kaumnya (tentang masalah Dajjal). Namu, aku akan memberitahukan kepada kalian sesuatu yang tidak dikatakan oleh nabi (sebelumku) kepada kaumnya, bahwa dia (Dajjal) itu buta sebelah, sedangkan Allah tidak buta sebelah’,” (Shahih al-Bukhari, bab “Fitnah”, subbab “Penyebutan Dajjal.” Lihat Fath al-Bari, XIII, h. 90).
Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Anas RA diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang nabi diutus kecuali ia memperingatkan kaumnya dari yang buta sebelah lagi pendusta. Berhati-hatilah! Sesungguhnya ia buta sebelah, sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah, dan sungguh di antara kedua matanya tertera tulisan ‘kafir’,” (Lihat Fath al-Bari, XIII, h. 91. Juga diriwayatkan oleh Muslim, IV, h. 2248, no. 2933).
Dalam Sunan at-Tirmidzi dan Sunan Abi Dawud diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda mengenai Dajjal, “Sesungguhnya aku memperingatkan kalian agar hati-hati terhadapnya. Tak ada nabi yang tidak memperingatkan kaumnya (dari bahaya Dajjal). Nuh telah memperingatkan kaumnya. Namun aku akan menginformasikan hal yang belum disampaikan oleh nabi (sebelumku) kepada kaumnya: Ketahuilah bahwa ia (Dajjal) buta sebelah, sedangkan Allah tidak buta sebelah,” (Lihat Jami’ al-Ushul, X, h. 356, no. 2848. Redaksi ini adalah versi Tirmidzi).
Dalam Sunan Ibnu Majah, Shahih ibn Khuzaimah, dan Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Nabi SAW bersabda, “Hai sekalian manusia, sesungguhnya sejak Allah memperbanyak keturunan Adam tak ada di muka bumi fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Dan Allah Azza wa Jalla tidak mengutus seorang nabi kecuali ia memperingatkan kaumnya dari (bahaya) Dajjal. Aku adalah nabi terakhir, dan kalian adalah umat terakhir. Ia (Dajjal) pasti akan muncul di tengah-tengah kalian,” (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, VI, h. 273, no. 7752. Sanadnya shahih). []
Sumber: Ensiklopedia Kiamat/Karya: Dr. ‘Umar Sulaiman Al-Asyqar/Penerbit: Serambi